Hi BH! Setelah ketunda berbulan-bulan akhirnya postingan ini rampung juga..maafkan atas kalimat yang acak-acakan, anggep aja lagi baca buku diary aku yaa...aku sayang kalian!!!
Entah sejak kapan grup,kelompok,geng,sekumpulan anak manusia
ini terbentuk. Jika tak salah kuingat, lima orang ini tak sengaja terbentuk
ketika sebelum ujian semester satu. Aku ingat benar kami duduk disudut kanan
belakang kelas ketika semua meja dan kursi sedang berantakan tak tertata
menunggu guru datang untuk menempelkan selebaran nomor ujian diatas meja kami.
Lima orang ini duduk dengan malasnya dan seperti biasa berbincang seadanya.
Hingga satu ketika, tanpa disadari lima orang ini punya
pertanyaan yang sama dalam benak mereka dan yang lambat laun terbuka
satu-persatu. Pertanyaan itu adalah..”Apa yang akan kita lakukan setelah ujian
semester?” dengan budget anak SMA
yang super duper pas-pasan. Salah satu anak menyahut “Gimana kalo kita berenang
di hotel **********?” yang lain membalas, “Ahh, sayang buat berenang doang kita
mau ngeluarin uang banyak-banyak” satu anak lagi menimbrung omongan “Eh, bentar
lagi stand by me keluar loh! Mau nonton bareng gak?” tanpa disadari kami
berempat berkata “yaa!! Ayookk!!” tapi satu anak lelaki ini hanya diam
mendengar perbincangan kami.
“Hoy! Mau ikut gaak?”. “Nggak ahh..”dengan malasnya sambil
sesekali meraba-raba gadgetnya yang
tak tahu berisi paket internet apa tidak. “Hayolahhh piss..ikutt yokk..” Hapis,
nama member yang paling ganteng (katanya) orang yang super dingin tapi kadang
suka ”panas” sendiri. Hapis tetep dingin, dinda pun makin jadi membujuk hapis.
Dinda, member yang (katanya juga) paling cantik ini gadis berambut pendek
dengan kacamata besar dan wajah cantik khas Indonesia (gua ngomong apa
sih?!)”Iyaa pis, ayolahhhh....”tambah regina. Regina, member yang paling cute
dan imut karna usianya paling muda dibandingkan yang lain. Regina juga tak
kalah cantik dengan jilbab dan kacamata yang menghiasi wajah kecilnya. “Kalo
ga, kita patungan nihh beli bensin mobil kamu” kata member yang paling tua satu
ini. Retno, member paling tua yang mukanya jauh lebih imut dari regina, member
yang satu ini setia sama status jomblo, maaf singel karena Allah maksudnya.
Ehh, hampir lupa. Satu lagi member paling pinter diantara kita, Shultan anak
debat yang suka fashion (katanya) paling doyan upload foto di instagram bisa
dibilang shultan ini laki-laki sosialita.
Oke, aku kira cukup perkenalannya. Lanjut lagi, apa mereka
jadi hang out bareng. Tanpa disengaja
juga kelima member ini paling anti sama tiga wanita soksialita penguasa
dikelas. Perbincangan itu makin terperinci, semakin asik entah apa saja
topiknya dan tak tahu juga alasannya mereka berlima kompak menutup
pembicaraannya saat orang lain datang atau hanya sekedar nimbrung pembicaraan.
Grup ini makin hari makin jadi, sesekali memberi kode walau hanya dengan
kedipan mata. Ujian semester pun selesai, so
How about their planning?
Tenaaangggg, ternyata lima orang ini sudah punya inisiatif
buat grup di line. Retno, si sesepuh ini memberi nama “ANTIIN” yang artinya
Anti IIN. Emang IIN itu apa? “IIN itu..yahh yaudahlah yah..” setelah itu kita
mulai menyusun rencana yang tampaknya sungguh merepotkan pihak hapis. Kok bisa
gitu? Yah iyalah..orang dia yang nyupirin kita.
Jengjengjeng!!! Hari ini tiba juga, tepat tanggal 10
Desember 2014 diawali dengan si pintar shultan dengan setianya jemput Hapis
dengan motor bebeknya hahaha..Mereka berdua langsung kerumah dinda dengan mobil
imut kebanggan hapis. Setelah mereka berganti mobil dengan mobil andalan mama
ungu (mama dinda) mereka langsung jemput regina dan sempet nyasar ketika jemput
si cewek paling imut retno. Kuingat benar, mereka langsung turun dari mobil dan
pamit langsung dengan ibu retno. Next, yeyeyeyeye..akhirnya mereka
pergi..Eitsss, belum! Mereka masih harus nganterin shultan ke rumah ‘abah’ yang
jauh bukan main (ya itung-itung sambil jalan-jalan) kuingat benar mama dinda
membekali kami sekotak risol dan mama shultan memberi kami soft drink langsung dari warungnya hehehe..kami begitu menikmati
perjalanan yang lebih terasa seperti mudik itu. Akhirnya sekitar pukul sepuluh
pagi kami sampai di salah satu kolam renang umum di tengah kota Palembang.
Semua pada sibuk buka dompet, menyiapkan budget untuk renang. Tapi, budgetnya benar-benar mengejutkan. Kalau
tak salah, murah sekali untuk berenang sepuasnya. Retno, regina, dan dinda
langsung ambil jalan memisahkan diri dari hapis dan shultan. Setelah ganti baju
renang yang sebenarnya jelmaan dari legging
dan baju lengan panjang tiga cewek itu langsung nemuin dua cowok yang sudah
jebur duluan. Mereka benar-benar sejenak melepas penat sambil sesekali tetap
berisi rumpian, entah tentang sekolah ataupun manusia-manusia yang aneh on the spot.
Setelah berkubang sekitar dua jam, akhirnya mereka naik dan
mandi. Lagi-lagi dua cowok berbeda postur ini sudah nunggu duluan di kantin.
Tiga cewek itu segera menghampiri lalu memutuskan untuk makan diluar. “Makan
dimana?” tanya hapis “Yang murah bae” atau artinya (yang murah aja). Akhirnya
setelah beberapa kali memutari kota Palembang (lebayyy...) akhirnya kita
mutusin buat makan di tempat favorit muda-mudi hingga cabe-cabean Palembang.
Yaitu K** di kambang iwak (tempat wisata di tengah kota Palembang). Nihhhh,
kalau masih penasaran..
Tampang cabe dan terong makan di K** abis berenang di L*****
T**** (kebayang kannn? Kebayang dongggg)
Nihh, dijelasin lagi..yang jilbab coklat paling kinclong
alias kebalikannya itu si sesepuh Retno Marcelina yang sekarang udah jadi teteh
di Bogor. Yang senyumnya paling lebar kayak anak sd abis dapet lotre itu
Shultan, gitu-gitu anak adm UI wueehhh...Yang pake kacamata, seperti udah
dijelasin diawal, dia ini yang paling cantik (kayaknya) liatkan mukanyaa kaya
Luna Maya? (dari mananya sih?) oke, next yang duduk kayak satpol pp
itu..mukanya aja yang dewasa tapi dompetnya tidak! Ini niihh, hapis anak rantau
dari Riau dan sekarang jadi anak Brawijaya *proud*. Dan, yang terakhir siapa
lagi kalo bukan si imut-imut berkerudung biru Regina. Sering dibilang kalo
regina jalan sama dinda itu kakak adik, nah kalo jalan sama retno kaya majikan
sama asisten. (Oh? haha!)
Udah, udahhh..lanjut setelah foto pertama di dating pertama
dan jalan pertama mereka langsung ke titik sasaran awal mereka, yaitu nonton
stand by me. Sebelum sampai ke lantai paling atas di mall paling kekinian di
Palembang saat itu, mereka sempat-sempatnya memanfaatkan suasana lift yang sepi
buat selfie. Biasa, penyakit noraknya kambuh lagi..
Kumpulan orang norak ini duduk di pinggir susunan kursi
kalau tak salah urutannya itu sepasang sejoli, shultan, retno, regina, dinda,
dan hapis. Sekali lagi kenorakan orang-orang ini muncul ke permukaan. Di tengah
heningnya ruang bioskop sebelum film di putar dinda dengan lantangnya menjerit
“Hapis balekke duet tiket ke aku!” artinya (Hapis, kembalikan uang tiket ke
aku) dan sontak membuat tawa-tawa kecil tertahan penonton di bioskop. Menurut
kalian, apa yang terjadi? Sepanjang film diputar hapis tak berhenti merengek
seperti anak kecil dan lama-kelamaan menjadi amarah yang serius. “Matilah!
Langsung balek! Dak usah kemano-mano lagi!” (Bodo amat! Langsung pualng, ga
usah kemana-mana lagi!) kalau dibayangkan seperti seorang bapak yang
marah-marah tak jelas karena uang di dompetnya habis dan tak membolehkan
anak-anaknya untuk pergi kemana-mana lagi.
Setelah dibujuk rayu oleh empat alayers (segaja di miringin, karena istilah baru) akhirnya si
kepala rumah tangga luluh juga hatinya. Di tengah derasnya hujan sore di
Palembang, lagi dan lagi mereka datang ke tempat nongkrong paling tak jelas
yaitu nongki and kongkow. Tempat nongkrong yang paling tak berkonsep dan hanya
mengandalkan si pemilik yang eksis di sosial media. Parahnya, yang beli hanya
regina dan dinda. Kalian tahu, mereka beli apa? Mereka beli dua bungkus cimol!
(dan jika dibayangkan sungguh di luar akal sehat. Ya Tuhan)
Setelah amarah hapis lambat laun mulai mencair, suasana kembali
hangat sampai-sampai mereka tak mau turun dari mobil mama ungu. Mereka merasa,
seperti menjadi satu paket lengkap yang saling mengisi seperti sebungkus nasi
padang. Walau kadang pedas, tapi ngangenin.
Semenjak itu, antIIN ini semakin jadi. Hingga akhirnya libur
tiba, berharap sekali mereka berlima ini bisa menghabiskan waktu bersama. Tapi,
sayangnya mereka sudah punya rencana liburan sendiri-sendiri. Mulai dari hapis
yang pulang kampung ke Siak (salah satu daerah di Pekan Baru, Riau), dinda yang
liburan sama kakak-kakaknya di Jogja, shultan yang ikut trip IPS ke Lampung,
retno yang liburang bareng keluarga ke Bogor sampai regina yang tak kemana-mana
tapi hang out setiap hari di Palembang.
Saat mereka merasakan LDR setelah baru saja jadian, isi
obrolan mereka makin menyimpang dan negatif. Diharapkan untuk tidak ditiru oleh
generasi muda. Asal kalian tahu, mereka berbicara di luar konteks peraturan
perundang-undangan. Entah bagaimana, tanpa sengaja seting berubah menjadi
sebuah rumah tangga yang berantakan. Hapis sebagai papa, dinda sebagai mama,
retno sebagai anak pertama (untung bukan jadi omanya), shultan jadi anak kedua
dan regina jadi anak bungsu. Mereka (papa dan mama) saling berbagi pengalaman
sex dengan ex ketika mereka berpisah saat liburan. Lalu si anak-anak
mengeluhkan orang tuanya yang harus kembali rujuk. Ini sebenarnya apa?? Tolong
jelaskan!!
Nahh, semenjak itulah lagi-lagi si sesepuh mengubah nama
grup ini menjadi “Broken Home”.
Setelah berganti nama, walaupun tak sembelih kambing mereka berlima merasa
nyaman dan lega. Embel-embel wanita soksialita akhirnya lepas dari mereka.
Setelah kembali masuk sekolah, kelima orang ini serasa dalam
hubungan backstreet. Tetap keep in touch walau hanya kedipan mata.
Kadang sibuk berkicau di line padahal mereka hanya berjarak satu dua meter.
Singkat cerita, saatnya foto alkena. Mereka yang sejak awal
tak menyukai tiga wanita soksialita di kelas ingin sekali mengungkapkan
keberadaan mereka yang kontra dengan prinsip hidup tiga orang tadi. Namun,
sayangnya sulit. Awalnya mereka ingin foto di satu frame dalam alkena. Berhubung, mereka backstreet akhirnya foto mereka hanya bisa di edit seperti ini..
Norak kali! Ya, itu pelampiasan kekesalan akan hubungan
backtreet mereka! Hahaha..
Setelah banyak waktu berlalu, mereka tak sering jalan atau
nongkrong bareng karena alasan budget, kursus,
hingga persiapan UN. Tapiiii..mereka tetap menghabiskan hari-harinya bersama
walau hanya lewat chating yang kadang sangat amat tak penting. Contoh :
Dinda : “Nak mesenk” (pengen eek)
Hapis : “Cakmano taiknyo?” (Gimana tainya?)
Dinda : “Cak coklat” (Kayak coklat)
Retno : “Jual bae din” (Jual aja din)
Shultan : “meseng aku tadi keras nian” (Eekku tadi keras
banget)
Regina : “Tulaaa...galak-galak makan buah” (Makanya
sering-sering makan buah)
Kadangan yang seperti ini, benar-benar mengusik relung hati
manusia mana pun. Sekumpulan pemuda dengan pendidikan tinggi begitu asiknya
membicarakan tentang “kotoran”. Namun, inilah yang menjadikan mereka percaya
satu sama lain. Setidaknya, kotoran saja masih ditanggapi apalagi obrolan
hangat? (Ashiquee!)
Next, ujian praktik menari. Ini bagian yang cukup lucu juga
untuk diceritakan, setelah selesai make
up aku ingat mereka berlima ini berusaha untuk foto berlima lewat polaroid
regina. Tapi halangan terus menghadang, hingga ketika mereka sudah siap di jepret, ocha datang menimbrung secara
otomatis mereka berlima ambil langkah pelan memisahkan diri. Retno mengalihkan
perhatian “Ehh, bentar lagi kita!” lalu gagalah rencana foto mereka.
Jadii, mereka tak berfoto?? Tenang...namanya saja backstreet jadi kondisinya berbeda.
Akhirnya mereka dapat berfoto walaupun harus menyelinap pelan-pelan agar tak
terlihat jelas oleh yang lain. Saling memberi kode seperti sedang
kucing-kucingan. Dan hasilnya...
Intinya, penuh perjuangan untuk bisa berfoto berlima di
sekolah.
Mereka pun tak mengerti alasan kenapa mereka merahasiakan
keberadaan mereka disekolah dalam satu paket “geng”. Mereka selalu saja berbaur
seperti tak pernah ada perkumpulan, sekali saja mereka berlima bersama rasanya
bahagia sekali, walau kadang hanya sebentar-sebentar.
Oh, ya aku punya foto-foto masa kecil mereka yang mereka
bagi di grup BH beberapa saat yang lalu..
Time flies so fast...
Pengumuman snmptn pun keluar, dari kami berlima hanya leader
yang diam-diam tanpa kabar sudah di terima di Brawijaya. Congratulation
Hafiz!!! Bujang rantau sejati yang tak pernah lelah jauh dari keluarganya,
setelah ngerantau di Palembang sekarang udah ke Malang aja. Dan
sisanya..Allhamdulillah Retno keterima di Diploma IPB jurusan komunikasi, lalu
ada Dinda yang jadi anak hukum Unsri, Regina di diploma unsri juga jurusan
kesekretariatan, dan terakhir si cowok paling pinter di adm perkantoran dan
kesekretariatan UI hehehe...*maaf ya kalo ada yang salah*
So, sebelum kita bubar jalan menggapai cita-cita kita.
Akhirnya kita rencanain pesta perpisahan kecil-kecilan sekaligus ngerayain
ulang tahun dinda! Kalo tak salah momennya beberapa hari sebelum sbmptn. Jadi
pada sibuk belajar hehehe..
Dan rencana surprisenya sungguh berantakan, yang ada malah
retno dan regina yang kaget karna kepergok dinda yang baru keluar dari toilet
*nulis ini sambil ngakak* tapi, walau begitu kami lumayan bahagia sihh hehehe..
Satu hari yang bakal jadi momen yang tak terlupakan, kita
habisin satu hari full di dalem kamar dinda kita cerita, kadang gangguin yang
belajar, solat, batal, solat lagi, ganggu lagi, adegan baper hapis yang
disponsori oleh akting mama dinda yang bilang kalo “tante buat peci ini khusus
buat hafiz” padahal setiap temen cowok dinda yang dateng di kasih gitu semua!!
Waktu berjalan diluar kendali, kami tak pernah menyangka bahwa masa akhir SMA
kami justru dipertemukan sama makhluk-makhluk yang sama abstraknya!! Saling
melengkapi walau kadang suka ngeselin!
Oh, ya kalau kumpul ga foto bareng itu dosa namanya! Ini aku
share momen pesta perpisahan kecil-kecilan kami di kamar dinda!
Ciee
yang solatnya berhasil tanpa tergoda sama gangguan emapt setan lainnya..selamat
ya Regina!
Oh, ya berhubung suasana lagi mau sbmptn jadi pada sibuk gini nihh..sebenernya ga sibuk cuma lagi ashoy aja sama posisi masing-masing..."Posisi!!!" pake nada pikri kalo ada pak doni wkwk
Itucuma sebagian kecil aja yaa, kalo mau di share semua bisa
satu album...
Kita masih tak percaya bisa jadi satu paket sampe sekarang,
kalo dipikir ngapain juga kita harus duduk dibangku belakang kelas trus ngobrol
ngelantur waktu itu? Hehehe..
Kita ga mau pisah!!! Kenapa cepet banget sihhh!!!
Akhirnya, Hafiz yang pertama pergi karna dia mau mampir dulu
ke Siak rumah orang tuanya..lalu disusul Retno yang harus ikut proses
matrikulasi ke Bogor dan Shultan yang udah diterima di D3 komunikasi UNS but!
Sebuah surprise lagi-lagi datang! Shultan keterima di UI!! Mimpinya dari kapan
yaaa? Akhirnya tercapai pake jakun! Keren!
Lalu kita hanya kontak via chat selama satu semester
kemarin, bahkan waktu lebaran kita ga sempet ketemu atau hang out bareng!
Kesal! Haha..
Liburan semester 1 pun datang!!! Yeayy!! The greatest moment
ever! Pulang kampung! Balek plembang!
Shultan pertama kali mendarat ke Palembang, kesal! Lalu
dinda, regina, dan sultan sempet jalan bareng ninggalin aku dan hapis yang
masih bejuang UAS!!
Dann..jeng-jeng! Selang beberapa jam hapis mendarat ke
Palembang akhirnya Retno juga tiba. Keesokan harinya Retno dan Hapis punya
rencana buat ke smanli karna kita belum legalisir ijazah tanpa ada rencana
lebih, yang awalnya ditemenin regina dan mobil barunya. Shultan kasih kabar
kalau dia udah selesai sosialisasi di sma 6 wahh hampir lengkap! Tinggal
dinda!! Lalu kami berusaha hubungin dinda! Dan God bless us! Dia bisa kita
culik buat hang out tak terencana! Yeayyy setelah beberapa bulan akhirnya bisa
kumpul lengkap lagii!! Senang sekali!!
Cieee, BH ada supir baru! setelah diculik Dinda langsung dipekerjakan jadi supir pengganti ya?
Transformasi wajah dari ‘siswa’ jadi mahasiswa..dua lelaki
itu makin asik manjangin rambut mereka! Yang satu enak masih rapi but yang
satunya...”Makk, temenku ada yang kayak homo makk!!”
Langsung aja yaa...kan dosa kalo kumpul ga ada fotonya..
Edisi "Bodo amat dahh backlight yang penting poto ama ampera!!"
Edisi "Poto anak malang yang udah bisa nungging-nungging padahal dulu kerjaannya suka ngatain orang!!"
Aku tak tahu kenapa aku harus berteman dengan empat orang
ini...tapi, kalau boleh aku mengutip salah satu kalimat di modul kuliahku..
“kita terikat secara emosional pada beberapa kelompok saja.
Hubungan kita dengan keluarga kita, kawan-kawan sepermainan, dan
tetangga-tetangga yang dekat (di kampung halaman kita, bukan di real estates)”, terasa lebih akrab, lebih
personal, lebih menyentuh hati kita.”
Dan, aku tak mau munafik..alasan kenapa aku selalu ingin
pulang karena disini aku tak bisa menemukan rumah kesekian seperti di kampung
halamanku. Aku terlalu cinta dengan Palembang, dengan isinya, dengan ceritanya,
dengan segala kisah yang sampai kapanpun punya ruang khusus di hatiku. Tempat
dimana aku lahir dan menemukan arti cinta dan rindu yang sesungguhnya.
Dear BH, walaupun nama kita Broken Home tapi semoga kita ga
beneran kayak gitu. Apalah arti sebuah nama sihh hahaha...tetep jadi sahabat
buat satu sama lain, jangan berubah, walau suka ngeselin tapi kalian pasti
punya ruang sendiri di hati kalian buat BH. Walaupun kita kepisah ratusan
bahkan ribuan mil aku percaya kita bakal tetep kayak gini. Jangan pernah menutupi
apa-apa karena keterbukaan yang menyakitkan itu lebih baik dari pada menutupi
kebusukan yang lambat laun akan tercium baunya. Kita teman, yang sampai
kapanpun saling support! Saling bantu buat tugas! Saling curhat atau ngeghibah
bareng.
Jujur, belum cukup rasanya main sama kalian secara utuh!
But, punya kalian sebagai tempat curhat-curhat manja ga jelas adalah poin plus
sendiri dalam hidup aku! Makasih, karna waktu itu kita duduk di belakang kelas
dan ga ada yang berusaha pergi. Semoga sampe kapan pun kalian ga akan pergi
ninggalin yang lain..Pergi boleh sihh tapi ajak-ajak! Karena kita BH!
SALAM RINDUKU BUAT BH!
*Maaf ya apabila ada penulisan yang salah, kan udah dibilang ini buku harian aku...sekali lagi, aku bahagia bisa mengenal kalian dalam satu paket h3h3h3*