Kamis, 24 November 2016

Malam Sempurna di Konser Tahunan "Voicestra"

Semalam..
Bisa kusebut menjadi malam yang sempurna?

Dari pukul sembilan pagi, aku dan rombongan paduan suara bersiap menuju Gedung Erasmus Huis yang berada di dalam Kedutaan Besar Belanda. Excited! Tentu saja, meski ini konser keduaku tapi ini akan jadi konser kami yang pertama yang kami adakan di Jakarta. Pukul sepuluh akhirnya kami pergi dengan bis pariwisata dari kampus IPB Baranang Siang Bogor. Konser ini bagiku adalah konser penuh perjuangan, banyak sekali yang kukorbankan. Sungguh. Tenaga, pikiran, mental, hingga materi. Pulang hingga larut malam pun aku rela demi kesuksesan malam ini. Empat bulan, kurang lebih kami menyiapkan konser yang kami beri nama "Voicestra" ini.

Pukul setengah dua belas kami tiba dan langsung meletakkan barang bawaan kami. Gedungnya antik, batinku. Tak terlalu besar tapi tampak begitu anggun dengan aksen kayu dan pencahayaan yang sempurna. Aku berharap malam itu benar-benar akan menakjubkan! Kami melakukan pemanasan, latihan hingga kepalaku ingin pecah karena harus bernyanyi dibawah lampu sorot yang mungkin beratus-ratus volt itu. Pukul setengah tiga, akhirnya ka Ary si perfectionist condactor merelakan kami untuk berhenti latihan dan segera solat dan makan. Siang itu sungguh berkecambuk perasaan gugup tapi aku berusaha tampil semaksimal mungkin.

Selesai makan, Ka Ary memperbolehkan kami untuk berhias dan bersiap dengan kostum yang menjadi favoritku. Gaun bodyfit warna navy dengan aksen bunga silver yang mengelilingi bagian dada dia atas tile. Cantik! Aku yang tak terlalu pandai berhias malam itu mencoba saja sebisaku. Ya, yang kubisa hanya memoleskan bb cream dan bedak, itu saja. Untung kakak-kakak di D'voice mau aku repotkan, mulai dari kak Novi si spesialist alis, bulu mata, dan eye liner, Ka Zavira dan Fanny di bagian eye shadow, dan sisanya seperti blush on dan lipstik bisa ku kerjakan sendiri. setelah semua kurasa sudah tertempel diwajahku, aku melihat sebuah kosmetik bertuliskan Bronze, yang kutahu itu biasa digunakan oleh beauty blogger or vlogger agar wajahnya tirus dan sebagainya. Itupun akhirnya ku jajal di wajah abu-abuku. Sempurna! tak banyak berubah hahaha..

Pukul setengah enam sore, kami di panggil ke atas panggung sebelum open gate untuk melakukan photo session. Bangga sekali malam itu, walau aku tahu konser saja belum kami mulai. setelah photo session, kami diajak masuk lagi dan aku mendapati pesan dari Ivi, jika mereka tidak bisa hadir malam itu karena hujan deras sedang menerpa Bogor dari siang. Aku ingin menangis, tak lama notifikasi Whatsappku berbunyi, rupanya masiyo sudah duduk bertengger di dalam gedung, lega tentunya. setelah itu aku langsung menghubungi Nadya dan Rassel, untungnya mereka sudah berada di kereta walaupun masih di Depok Baru, terserah yang penting ada yang datang. Batinku.

Pukul tujuh malam, kami berdoa dipimpin Ka Ary, semua saling berpegangan dan membuat lingkaran berdoa agar malam itu Tuhan beri kami semua kelancaran. Berdoa selesai, kami pun satu persatu naik panggung, penonton kali itu sangat ramai. Aku sempat mencari-cari sosok Masiyo, Nadya, dan Rassel. Tapi gagal, karna keadaan penonton saat itu sangat gelap.

Kami menyanyikan lima lagu klasik di sesi pertama dan kembali masuk ke backstage. Jeda lima menit untuk pemutaran video dokentasi kami selama latihan. Aku masih berharap agar Nadya dan Rassel datang sebelum konser selesai. Ketika kami sedang menyanyikan lagu Nusantara, aku melihat sesosok Nadya sedang berjalan menuju tempat duduk paling depan dan langsung berhadapan dengan posisiku berdiri. Tapi kali itu ada yang janggal, Nadya dengan seorang laki-laki bukan dengan Rassel. Pikiranku berputar sempat terpecah menebak sosok laki-laki yang tampak akrab berbicara dengan Nadya. Kak Hagi! Batinku, tapi..ketika sosok laki-laki itu berdiri. Ya! aku sudah bisa melihatnya, sekalipun di dalam kegelapan. Ekik!! Rasanya aku ingin berteriak. Namun aku kembali fokus pada ka Ary, lalu ketika aku kembali melihat tempat Nadya duduk disebelahnya sudah ada Rassel. Aku sempat mencari sosok laki-laki mirip Eki itu, tapi gagal. "Ahh, cuma halusinasi" Dan tak terasa akhirnya kami menyelesaikan Konser malam itu dengan iringan tepuk tangan yang riuh rendah!! Bangga sekali menjadi bagian dari Chorister di konser ini. Aku perlahan berjalan meninggalkan panggung dan mendapati Nadya dan Rassel yang duduk di kursi paling depan senyum sumringah sambil memberi isyarat "Eno! Kita punya surprise buat elu!" Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka.

Masuk ke backstage, aku mengucapkan terimakasih dan selamat pada Cita si ketua pelaksana konser yang hampir menjual sebelah ginjal dan bola matanya demi konser ini. Lalu, panitia memperbolehkan kami untuk bertemu dengan keluarga dan teman yang sudah menunggu di dalam gedung. aku segera berlari, ingin memastikan "surprise" yang dikatakan Nadya dan Rassel sebelumnya. aku mendapati mereka sedang duduk di kusi yang sama, tapi tiba-tiba Indah (temanku di D'Voice) memberiku sebuke kecil bunga mawar. setelah mengucapkan terimakasih dan peluk sapa ke teman yang lain akhirnya aku berhasil menemui Nadya dan Rassel yang dengan senyum lebar menyambutku. "Nok, liat siapa yang dateng?" Kata Nadya sambil menoleh ke arah kanan mereka. Ya! benar! Aku mendapati Eki sudah duduk manis sambil tersenyum melihatku. Senyuman yang biasanya terlihat menjijikan, tapi malam itu membuat kupu-kupu di perutku berterbangan. Detik itu pun aku langsung menundukkan kepalaku, menutupi ekspresi salah tingkahku yang mungkin terlihat seperti anak TK yang diberi lolipop kesukaannya. "Ngapain dateng kesini sihh?" Pertanyaan terbodoh yang pernah keluar dari mulutku, aku tak tahu harus bertanya apa lagi. Aku hanya bisa bahagia. lalu dengan sembarangan dia menjawab "Kamu cantik banget malem ini. Sumpah, aku ga pernah lihat kamu secantik ini." Lalu aku menjawab dengan entengnya "Iyalah jelas, kamu orang yang ke 2872 yang ngomong kayak gitu." Rassel langsung mencengkram tanganku dan berbisik jangan ngomong seperti itu. Entahlah, aku bingung bagaimana merespon pujian dari sahabatku sendiri, selain candaan tak ada yang lebih masuk akal. Tak lama berselang, masiyo datang menghampiriku. Dia memanggilku, dan memberikan selamat kepadaku. Saat itu juga dia mendapati Eki yang dia tahu berdomisili di Palembang sedang menonton Konserku di Jakarta. setelah sesi foto dengan masiyo selesai, masiyo langsung pamit pulang karena takut kereta semakin malam semakin ramai.

Nadya dan Rassel masih melihatiku dengan pandangan aneh, memastikan kebodohan atau mungkin salah tingkah seperti apa yang akan muncul. Untungnya aku bisa mengkontrol semua itu. Syukurlah. Kami berfoto dan Eki dengan setia jadi juru fotonya, aku masih salah tingkah tapi bahagia!! setelah puas berfoto dengan Limbah kmn (Nama gengku dengan Nadya dan Rassel) akhirnya kami keluar dan mencari spot foto yang lebih memungkinkan. Lagi-lagi aku menanyainya kali ini sambil memukul otot lengannya yang besar itu "Kok bisa sihh, kalian ga ngasih tau bangettt" lalu dia menjawab dengan entengnya "Kan aku udah bilang waktu itu, aku bakal kayak Peter Parker yang dateng tiba-tiba di konsernya Mary Jane" Astaga! Aku tak pantas rasanya menerima semua kebahagiaan malam itu! Begitu sempurna!!!

Malam menunjukkan pukul setengah sepuluh dan aku bersiap untuk kembali ke Bogor bersama yang lain, tapi Nadya, Rassel, dan Eki masih setia menungguku disana hingga gedung itu akan ditutup. Aku sibuk mengobrol dengan yang lain hingga lupa jika disana ada Eki, dia membisikkanku "No, aku jauh loh dateng dari Palembang." Seketika aku langsung sadar dan melihat dia untuk pertama kalinya sebagai seorang laki-laki bukan lagi teman ataupun sahabat. Tampan, untuk pertama kalinya aku menyadari bahwa dia tampan dan aku bahagia dia disampingku malam itu. Hingga bis kami tiba, dia masih setia menungguiku sampai akhirnya grabnya datang dan malam itu terasa panjang. Aku masih gagal menyembunyikan kebahagiaanku. Bisakah malam ini kusebut sebagai hari terbaik di sepanjang tahun 2016? Aku bukan anak Raja yang pantas dianggap spesial, tapi tak tahu mengapa aku merasa menjadi putri yang paling beruntung malam ini.

Sepanjang perjalanan aku hanya bisa tersenyum, menyadari aku memiliki sahabat yang sangat perhatian seperti Eki. Seumur hidup, mungkin ini kejutan yang kedua kalinya setelah ulang tahunku yang ke tujuh belas dua tahun yang lalu..

Intinya, terimakasih untuk Allah, untuk semua komponen dari yang terkecil hingga yang terbesar yang membantu kesuksesan konser ini. Terimakasih untuk masiyo yang sudah datang dari Bandung ke Jakarta, makasih untuk Nadya dan Rassel yang rela menghajar hujan dan badai demi nonton konser aku. Dan, spesial thank you untuk Peter Parker yang sampai kapan pun bakal jadi sahabat yang paling romantis di dunia! Even someday u have a girl, don't ever forget to give me some surprises like last night!

Aku harap kebahagiaan malam itu jadi malam yang indah pula bagimu...















Senin, 04 Juli 2016

Andai

Aku seperti berjalan di tengah padang savana, aku seperti kehilangan arah tujuan..

Entah, seberapa jauh kaki ini melangkah, meninggalkan jejak luka yang tiada tara...

Kala malam menjelang aku dihantui rasa takut, takut akan kehilangan hal yang bukan jadi milikku. Takut jikalau mentari tak lagi bersinar seperti biasanya. Takut jika hujan tak lagi datang..

Aku tersesat, di atas sandiwaraku sendiri lalu bingung harus melangkah kemana..
Sudah banyak luka perih yang kutahan sendiri bersama angin malam yang sunyi
Aku terisak, batinku menjerit, egoku berontak bergejolak melawan diri..

Aku ini apa? Sering sekali mengasihani diri, hingga aku sadar..

Aku sedang berada di luar batas, ego dan hatiku merampas semua logika. Logika yang harusnya menuntunku untuk lebih bahagia..

Aku juga ingin bahagia seperti gadis lain, yang punya beribu cerita indah..

Aku juga ingin jadi mawar itu, yang kau sirami hingga mati..

Aku juga ingin jadi mentari itu, yang kau tunggu hingga senja datang..

Aku juga ingin jadi bayang, yang selalu hinggap dipikiranmu..

Terlalu banyak penyesalan, bahkan aku sudah tahu dengan jelas dari awal..
Bahwa perasaan ini hanya akan seperti tersesat di padang savana..tak tahu harus kubawa kemana dan sampai kapan..
Aku tak mau menghancurkannya, tapi aku juga tak rela jika mentari itu benar-benar milikmu.

Andai kau tahu, masih ada rembulan yang juga setia di malammu..
Kala kau butuh sinar tapi tak kau temukan mentari..

Minggu, 01 Mei 2016

Cinta Diam-Diam

Berawal dari perasaan kagum
Kemudian menjadi suka
Lama-lama menjadi Cinta
Menunggu sekian lama
Himgga perasaan cinta ini luntur
Terkalahkan oleh rasa sakit
Menjadi seperti dulu
Yang hanya sekedar “mengagumi”
Hingga ujungnya berakhir dengan kekecewaan
Dan, perasaan yang luka
Tak ada yang bisa disalahnkan dari ini semua
Tak ada yang bisa membalikkan hati manusia
Kecuali satu yang di Atas Sana
Mungkin hanya harapan dan kenangan manis yang tersisa
Dan bongkahan rasa rindu yang hampa
Rasa sakit yang luar biasa
Dan, rasa cinta yang seakan menggila

Ya, mungkin hanya itu yang tersisa

“Keinginanku untuk membuat tulisan dengan segenap perasaan terkabulkan. Tulisan dengan segenap perasaan kecewa yang membuncah. Kesalahanku adalah mencintainya. Dan, kenyataannya semakin salah karena aku menyimpannya dalam diam.”
-Sofi Nito Amalia, Jatuh Cinta Diam-Diam 2-

Aku masih menyesali segala bentuk perasaan kekanakan yang semakin abstrak dan tak berbentuk ini. Aku bingung harus menyalahkan siapa? Diriku? Dia? Atau keadaan? Bukan, sepertinya caranyalah yang salah. Aku terlalu menikmati cinta ini dalam diam, hingga kadang aku harus menangis dan tertawa sendiri. Terlalu banyak cacian jika aku berbagi kisah membosankan ini pada orang lain. biarkanlah, sang asa yang mendengar. Aku tak berharap ada yang menanggapinya bagai lonceng yang berdenting terkena hempasan angin sore diantara aurora senja. Aku cantik, pikir aurora. Sedang ia bisa merasa begitu, mengapa aku tidak? Aku ini apa? Jika hanya diam diam dan diam, membiarkan waktu menelan kebahagianku tentang cinta pertamaku yang tak berkesudahan. Bahkan malaikat sudah mulai bosan menghitung deretan doa yang serta dalam sujudku untuknya. Ah, bodoh. Bodohnya aku hanya menyukai dia seorang, mengapa tak berusaha menyukai orang lain yang jelas dan tak hanya sekedar khayalan belaka?

Pernah, aku pernah berusaha mencintai seseorang. Tapi, ah..aku terlalu takut dengan perasaanku sendiri, takut akan sakit lagi, gagal lagi, dan ujung-ujungnya menyimpannya dalam diam. Aku ingin berteriak saja kalau begitu, biar suaraku terdengar hingga kelangit tujuh menembus lapisan atmosfer dan bergema diseantero jagad. Membiarkan diriku mengungkapkannya dengan tulus dan jujur. Apa susahnya mendengarkan dan menjawabnya? Kau tak suka denganku? Lalu yang kau sukai seperti apa? Aku yang setiap hari selalu ingin berubah dan berkembang demi satu orang yang bahkan menoleh pun tak pernah. Aku tak peduli, kalau bisa dia berubah pikiran dan tak lagi memandangku rendah maka semua rasaku bisa terbalaskan.

Tapi, yasudahlah aku lebih menikmati keadaan ini. Mengagumi, lalu menyukai dan lama kelamaan mencintai dengan tulus, lebih tulus dari apa pun. Karena aku tak punya fisik dan materi yang bisa kutawarkan, hanya ketulusan yang sampai kapan pun sulit kau temukan bahkan kau beli dimana pun. Ah, rupanya begini suka duka mencintai walau dalam diam.

Creating for someone who never stop drop in my mind. Make my soul like full of confuse, I’m fool, I,m jerk and i dont know how to confront myself. I like you, but the fact it’s not easy being like each other. Haha, let the time expunge our bad memories I just wanna walk alone with my imagination till someday we’ll find a happy ending..

Sabtu, 16 April 2016

.........is writing the tittle

Sepi, sunyi, hanya ada lelah rintih..
Aku membiarkan diriku sejenak larut
Larut diantara deburan ombak yang kucipta sendiri
Ah, begini rupanya sepi...

Lalu waktu yang berjalan..
Bagai rantai emas yang perlahan lepas dari tubuhku
Semakin cepat waktu berjalan
Semakin tanpa arah pula tubuh ini..

Ya, waktu terus berjalan..
Maksudku, apa yang berbeda?
Hanya sepi. sepi, dan sunyi..
Lalu aku ingin lari saja..

Bahkan jika aku berlari
Yang terasa hanya letih
Aku tak punya arah
Bahkan hanya angin yang tertawa terbahak..

Aku disini..
Bisakah kau melihatku?
Aku bahkan tanpa kau pinta
Selalu setia bagai senja menanti fajar

Namun, jika aku senja
Lalu tak akan ada fajar yang menanti
Biarkanlah gelap, gelap hingga hati ini sadar
Tak ada yang bisa dicintai selain diri ini sendiri



Aku masih belum bisa tertidur, jam menunjukkan pukul 00.26 ahh, sepertinya aku salah tadi. Mengapa tergoda dengan kopiko 78 degrees yang kuminum sebelum latihan paduan suara tadi. Alhasil aku tak bisa tidur, padahal besok aku ada pertemuan jam tujuh pagi. Terserahlah, aku tak bisa memaksakan organ tubuhku untuk beristirahat ketika aku sendiri yang menyuruhnya untuk terus bekerja.

Belakangan ini, menjelang pementasan konser paduan suaraku aku jadi sering pulang malam haha. Kalau orangtuaku tau seperti ini mungkin sudah lama aku resign dari D'Voice. Oh, ya kebiasaanku kalau naik motor malam pasti selalu dengar lagu dari hanphoneku. Karena cara itu paling efektif untuk mengusir takut dan kantukku. Hehehe...

Oh ya, kalo tak bisa tidur seperti ini biasanya aku harus mendengarkan lagu melow. Tapi berhubung hp-ku lagi di charge lebih baik menulis saja. Menulis, teman paling menyenangkan kala sepiku menyerang haha *berlebihan* Menurutku dengan menulis di blog tak berpengunjung ini adalah hal yang paling menarik! kau bisa berbagi cerita yang tak bisa kau pendam tapi tak akan ada yang tahu. Maksudku, cukup mbah google yang tahu kerjaanku yang kurang kerjaan ini.

Dear mbah google, kenapa ya aku seperti tak bisa menahan sepiku? maksudku, aku sudah terbiasa dengan kata-kata 'sendiri' tapi mengapa belakangan ini sangat terasa? ketika kenyataan bahwa aku jauh dari keluarga dan sahabat-sahabatku. Sedih sekali, aku sulit mendapatkan teman disini. Tapi aku bersyukur masih ada mbah google yang mau mendengar celotehanku di jam segini.

Mbah google, sungguh banyak rindu di hatiku. Entah alasannya apa? tapi aku sungguh merindukan semua keadaan seperti dulu seperti aku tak pernah merasa sepi dan sendiri. Buktinya aku bisa saja selama delapan belas tahun apa-apa sendiri. Iya, iyaa aku jomblo! Jadi mau diapakan? Haha..Lalu aku masih tak habis pikir saja tentang teka-teki dan misteri dibalik cerita cinta yang "romantis" orang-orang.

Bagaimana aku harus memulainya? Bahkan adikku sendiri berkata "Sekarang jadi cewek harus gesit juga mbak" maksud kata-kata 'gesit' dalam kalimatnya pun aku masih bingung. Apa aku sepolos ini tentang cinta-mencinta? Yahh, jelas..urusan pacaran adikku lebih berpengalaman dibandingkanku. Lalu dia sering memberiku masukkan yang kadang aku sendiri tak terpikir. Astaga Retno! Haha

Baiklah, jika suatu hari nanti aku akan 'gesit' maka siapa yang akan kujadikan sasaran? Bahkan memikirkan cinta pertamaku yang paling menyakitkan saja aku sudah malas. Cukup sudah tujuh tahun aku dibawah bayangannya. Lalu ada, seseorang yang sempat dekat denganku bahkan usianya satu tahun dibawahku. Kupikir dia orang yang dapat kujadikan sasaran, tapi aku sedikit sesak ketika dia menganggapku 'investasi masa depan' memangnya aku asuransi?!

Yasudahlah, aku sudah mulai ngantuk. Sebelum ceritaku semakin ngelantur sebaiknya aku pamit undur diri dulu. Buat mbah google, makasih ya sudah mendengarkan keluh kesah tak jelasku pagi ini. Semoga besok aku tak bangun kesiangan..Sampai jumpa!! my diary!

Jumat, 08 April 2016

Suka Duka jadi 'Makcomblang'

Duhhh, kenapa bahasan blog gue ga ada yang pernah jelas sihh? Wkwkwkwk btw, postingan ini disponsori oleh cerita dibawah ini! cekidot!


Hai para silent reader blog gue! Yang bentuk wujudnya aja gue ga pernah tau. Sebelumnya blog ini gue rancang sebagai diary gue di masa sekarang. So, kalo bahasanya ada yang bersifat pribadi atau terlalu kedaerahan maafin aja ya. Kan gue bukan pujangga yang mengerti cara mengindahkan kata. gue Cuma remahan rengginang berusia 19 tahun yang hobi banget makcomblangin temen-temennya yang dia sendiri kadang lupa buat nyari cintanya. Ha? Apa cinta? Bullshit! Wkwkwk But, D-77 gue harus pulang kampung *tiba-tiba omongan gue ga nyambung*

Ngomong-ngomong soal comblang-makcomblangan, keahlian gue dibidang ini entah turun dari siapa? Yang jelas bokap gua ngga, karena dia sama cintanya sendiri aja udah sukses parah jadi buat apa dia nyomblang-nyomblangin orang? Wkwkwwk *peace pa* lalu, dari kapan ya? Kalo ga salah smp! Gue jadi suka banget jodoh-jodohin orang. Mulai dari sekedar bilang “Ciee” ampe dimintain nomor hp nya.

Nyokap gue pernah ampe marah ama gue beberpa kali karena hobi gue yang ga wajar ini “Kamu itu, ngurusin orang aja! Nanti kamu sendiri susah loh” Ya Allah gue langsung ngucap tobat Ya Allah hamba tobaattt...But, hobi gue ini makin taun makin jadi, gue semakin hobi ngenalin si A ke si B, ke si C ntar kalo udah saling kenal mereka deket-deket trus jadian..trus gue? Gue bahagia, sesimple itu kebahagian hidup gue Ya Allahu Rabb..

Oh, ya contoh kasus makcomblang memakcomblang gue yang paling sukses itu waktu temen smp gue minta kenalin ke temen sd gue. Waktu ada acara ulang tahun temen, malemnya sebut saja Paris langsung nyamperin gue. “Gila! Udah lama ya ga main. Tiba-tiba minta jodohin aja!” batin gue saat itu. But, gue ga bisa nolak karena posisinya dia sahabat gue dan si ceweknya temen sd gue. Okelah, akhirnya gue kenalin masing-masing via chat. Waktu berjalan..dan mereka pun jadian. Trus gue? Yah, setidaknya mereka udah bilang “Makasih ya no” udahh cukup kok.

Itu kasus terkahir perjodohan yang gue jalanin dan sempet ketauan sama nyokap dan nyokap jadi suka sensi kalo ada temen cowok yang main kerumah. Pasti pikirannya “Minta jodohin lagi?” Hahaha buukkk..bukkk..jadi kangen! Semenjak itu juga nyokap jadi agak ngeprotect gue sama wajah-wajah yang sekiranya Cuma manfaatin gue sesaat hahaha..But, gue tau kok mana orang yang pantes gue bantu mana yang nggak. So, langsung aja gue mau nyeritain suka duka jadi makcomblang!

Suka :
1.       Jadi makcomblang itu sebuah kepuasan batin dan kebahagian sendiri buat gue, trus buat alesannya gue gak tau kenapa. Emang bahagia butuh alasan?

2.       Lu jadi orang yang berjasa dalam hubungan orang (not means lu minta di puji) but, kalo sampe mereka ampe jadi beneran itu sebuah penghargaan sendiri bagi hidup gue.

3.       Simple, gue suka aja nolong. Apalagi soal jodoh-menjodoh

4.       Membuka channel, niat awalnya gitu. Jadi ketika kita butuh bantuan, temen kita ga segan juga buat nyomblangin kita sama temennya. But, itu belom terealisasi sampe sekarang.

5.       Menjadi tempat curhat, ga tau kenapa jugaa gue jadi seneng kalo bisa dipercaya buat jadi tempat curhat. Karena menurut gue, apa pun masalah yang dihadepin sama temen lu ketika mereka mau cerita sama lu berarti lu udah bisa dipercaya.

6.       Lu banyak temen curhat, ketika mereka dengan percayanya cerita sama lu otomatis lu juga bakal dengan terbuka cerita sama mereka. Konsultasi soal cinta yang lu-nya sendiri ga ngerti apa-apa. Yaa, kurang lebih jadi ikut belajar. Ashique!

Next...
Duka :
1.       Waktu lu keganggu sama urusan yang sebenernya bukan urusan lu

2.       Lu jadi wadah amarah mereka (orang yang lu jodohin) example, “Kenapa sihh dia sekarang kayak gitu ama gue?” “Dia punya cewek baru yaa?” dan gue cukup muak dengan semua pertanyaan yang sebenernya gue sendiri ga tau apa-apa! Orang yang pacaran kalian

3.       Cap makcomblang yang dipandang kurang kerjaan

4.       Katanya kalo kita sering makcomblangin kita sendiri yang bakal susah dapet jodoh. Katanya lohh inii katanya...katanya mak gue maksudnya

5.       Siap-siap ditinggalin. Istilahnya habis manis sepah dibuang, abis jadian pada bubar jalan. Ninggalin seonggok makcomblang yang tanpa pamrih membantu kalian. *curhaaattt*

6.       Dideketin ketika dibutuhin doang

7.       Suka baper kalo mereka jalan, terus gue ga pernah diajak. HAHA *ya kali?*

Nahhh, mungkin itulah suka duka gue jadi makcomblang selama ini. Sebenernya ga banyak sihh yang gue jodohin but, ga tau kenapa ada aja yang minta kenalin lewat gue. Emang gue apaan? LSM? Apa biro jodoh? Yaudahhh dehh, yang penting selagi ga ganggu hidup gue gue bantuin dahhh asal sadar diri aja. Jangan main cabut trus bubar jalan. HAHA *curhat lagi*

Mungkin gini aja sihh, diary gue hari ini yang sebenernya termotivasi karena sepasang sejoli yang sedang dimabuk asmara eeaaa. Pasangan yang paling menggemashkan! Buat kalian, semoga kalian bahagia ya! Gue sebagai makcomblang kalian ikut bahagia loh kalo kalian bener jadi. But, apa daya gue yang Cuma remahan rengginang karena yang nentuin segalanya kan Allah. Gue Cuma mempermudah jalan kalian aja. Buat kalian bahagia terus ya! Gue sayang kalian! *Pj jangan lupa* hehehehehehehehehehehehehehehehehehe...........

SEKIAN CURAHAN HATI MAKCOMBLANG JOMBLO BAHAGIA YANG GEMAR MAKAN MAICHI LEVEL 5 SAMBIL NGETIK BAHASA YANG ACAKADUT TAPI BERMAKNA SYAHDU. SEMOGA KALIAN GA PERNAH KEBACA POSTINGAN GUE YA! TAKUTNYA KALIAN SIAL AJA GITU. OKE? SAMPAI JUMPA! BYE!!!




Selasa, 05 April 2016

Dear my BH.....

Hi BH! Setelah ketunda berbulan-bulan akhirnya postingan ini rampung juga..maafkan atas kalimat yang acak-acakan, anggep aja lagi baca buku diary aku yaa...aku sayang kalian!!!

Entah sejak kapan grup,kelompok,geng,sekumpulan anak manusia ini terbentuk. Jika tak salah kuingat, lima orang ini tak sengaja terbentuk ketika sebelum ujian semester satu. Aku ingat benar kami duduk disudut kanan belakang kelas ketika semua meja dan kursi sedang berantakan tak tertata menunggu guru datang untuk menempelkan selebaran nomor ujian diatas meja kami. Lima orang ini duduk dengan malasnya dan seperti biasa berbincang seadanya.
Hingga satu ketika, tanpa disadari lima orang ini punya pertanyaan yang sama dalam benak mereka dan yang lambat laun terbuka satu-persatu. Pertanyaan itu adalah..”Apa yang akan kita lakukan setelah ujian semester?” dengan budget anak SMA yang super duper pas-pasan. Salah satu anak menyahut “Gimana kalo kita berenang di hotel **********?” yang lain membalas, “Ahh, sayang buat berenang doang kita mau ngeluarin uang banyak-banyak” satu anak lagi menimbrung omongan “Eh, bentar lagi stand by me keluar loh! Mau nonton bareng gak?” tanpa disadari kami berempat berkata “yaa!! Ayookk!!” tapi satu anak lelaki ini hanya diam mendengar perbincangan kami.
“Hoy! Mau ikut gaak?”. “Nggak ahh..”dengan malasnya sambil sesekali meraba-raba gadgetnya yang tak tahu berisi paket internet apa tidak. “Hayolahhh piss..ikutt yokk..” Hapis, nama member yang paling ganteng (katanya) orang yang super dingin tapi kadang suka ”panas” sendiri. Hapis tetep dingin, dinda pun makin jadi membujuk hapis. Dinda, member yang (katanya juga) paling cantik ini gadis berambut pendek dengan kacamata besar dan wajah cantik khas Indonesia (gua ngomong apa sih?!)”Iyaa pis, ayolahhhh....”tambah regina. Regina, member yang paling cute dan imut karna usianya paling muda dibandingkan yang lain. Regina juga tak kalah cantik dengan jilbab dan kacamata yang menghiasi wajah kecilnya. “Kalo ga, kita patungan nihh beli bensin mobil kamu” kata member yang paling tua satu ini. Retno, member paling tua yang mukanya jauh lebih imut dari regina, member yang satu ini setia sama status jomblo, maaf singel karena Allah maksudnya. Ehh, hampir lupa. Satu lagi member paling pinter diantara kita, Shultan anak debat yang suka fashion (katanya) paling doyan upload foto di instagram bisa dibilang shultan ini laki-laki sosialita.
Oke, aku kira cukup perkenalannya. Lanjut lagi, apa mereka jadi hang out bareng. Tanpa disengaja juga kelima member ini paling anti sama tiga wanita soksialita penguasa dikelas. Perbincangan itu makin terperinci, semakin asik entah apa saja topiknya dan tak tahu juga alasannya mereka berlima kompak menutup pembicaraannya saat orang lain datang atau hanya sekedar nimbrung pembicaraan. Grup ini makin hari makin jadi, sesekali memberi kode walau hanya dengan kedipan mata. Ujian semester pun selesai, so How about their planning?
Tenaaangggg, ternyata lima orang ini sudah punya inisiatif buat grup di line. Retno, si sesepuh ini memberi nama “ANTIIN” yang artinya Anti IIN. Emang IIN itu apa? “IIN itu..yahh yaudahlah yah..” setelah itu kita mulai menyusun rencana yang tampaknya sungguh merepotkan pihak hapis. Kok bisa gitu? Yah iyalah..orang dia yang nyupirin kita.
Jengjengjeng!!! Hari ini tiba juga, tepat tanggal 10 Desember 2014 diawali dengan si pintar shultan dengan setianya jemput Hapis dengan motor bebeknya hahaha..Mereka berdua langsung kerumah dinda dengan mobil imut kebanggan hapis. Setelah mereka berganti mobil dengan mobil andalan mama ungu (mama dinda) mereka langsung jemput regina dan sempet nyasar ketika jemput si cewek paling imut retno. Kuingat benar, mereka langsung turun dari mobil dan pamit langsung dengan ibu retno. Next, yeyeyeyeye..akhirnya mereka pergi..Eitsss, belum! Mereka masih harus nganterin shultan ke rumah ‘abah’ yang jauh bukan main (ya itung-itung sambil jalan-jalan) kuingat benar mama dinda membekali kami sekotak risol dan mama shultan memberi kami soft drink langsung dari warungnya hehehe..kami begitu menikmati perjalanan yang lebih terasa seperti mudik itu. Akhirnya sekitar pukul sepuluh pagi kami sampai di salah satu kolam renang umum di tengah kota Palembang.
Semua pada sibuk buka dompet, menyiapkan budget untuk renang. Tapi, budgetnya benar-benar mengejutkan. Kalau tak salah, murah sekali untuk berenang sepuasnya. Retno, regina, dan dinda langsung ambil jalan memisahkan diri dari hapis dan shultan. Setelah ganti baju renang yang sebenarnya jelmaan dari legging dan baju lengan panjang tiga cewek itu langsung nemuin dua cowok yang sudah jebur duluan. Mereka benar-benar sejenak melepas penat sambil sesekali tetap berisi rumpian, entah tentang sekolah ataupun manusia-manusia yang aneh on the spot.
Setelah berkubang sekitar dua jam, akhirnya mereka naik dan mandi. Lagi-lagi dua cowok berbeda postur ini sudah nunggu duluan di kantin. Tiga cewek itu segera menghampiri lalu memutuskan untuk makan diluar. “Makan dimana?” tanya hapis “Yang murah bae” atau artinya (yang murah aja). Akhirnya setelah beberapa kali memutari kota Palembang (lebayyy...) akhirnya kita mutusin buat makan di tempat favorit muda-mudi hingga cabe-cabean Palembang. Yaitu K** di kambang iwak (tempat wisata di tengah kota Palembang). Nihhhh, kalau masih penasaran..
Tampang cabe dan terong makan di K** abis berenang di L***** T**** (kebayang kannn? Kebayang dongggg)
Nihh, dijelasin lagi..yang jilbab coklat paling kinclong alias kebalikannya itu si sesepuh Retno Marcelina yang sekarang udah jadi teteh di Bogor. Yang senyumnya paling lebar kayak anak sd abis dapet lotre itu Shultan, gitu-gitu anak adm UI wueehhh...Yang pake kacamata, seperti udah dijelasin diawal, dia ini yang paling cantik (kayaknya) liatkan mukanyaa kaya Luna Maya? (dari mananya sih?) oke, next yang duduk kayak satpol pp itu..mukanya aja yang dewasa tapi dompetnya tidak! Ini niihh, hapis anak rantau dari Riau dan sekarang jadi anak Brawijaya *proud*. Dan, yang terakhir siapa lagi kalo bukan si imut-imut berkerudung biru Regina. Sering dibilang kalo regina jalan sama dinda itu kakak adik, nah kalo jalan sama retno kaya majikan sama asisten. (Oh? haha!)
Udah, udahhh..lanjut setelah foto pertama di dating pertama dan jalan pertama mereka langsung ke titik sasaran awal mereka, yaitu nonton stand by me. Sebelum sampai ke lantai paling atas di mall paling kekinian di Palembang saat itu, mereka sempat-sempatnya memanfaatkan suasana lift yang sepi buat selfie. Biasa, penyakit noraknya kambuh lagi..
Kumpulan orang norak ini duduk di pinggir susunan kursi kalau tak salah urutannya itu sepasang sejoli, shultan, retno, regina, dinda, dan hapis. Sekali lagi kenorakan orang-orang ini muncul ke permukaan. Di tengah heningnya ruang bioskop sebelum film di putar dinda dengan lantangnya menjerit “Hapis balekke duet tiket ke aku!” artinya (Hapis, kembalikan uang tiket ke aku) dan sontak membuat tawa-tawa kecil tertahan penonton di bioskop. Menurut kalian, apa yang terjadi? Sepanjang film diputar hapis tak berhenti merengek seperti anak kecil dan lama-kelamaan menjadi amarah yang serius. “Matilah! Langsung balek! Dak usah kemano-mano lagi!” (Bodo amat! Langsung pualng, ga usah kemana-mana lagi!) kalau dibayangkan seperti seorang bapak yang marah-marah tak jelas karena uang di dompetnya habis dan tak membolehkan anak-anaknya untuk pergi kemana-mana lagi.
Setelah dibujuk rayu oleh empat alayers (segaja di miringin, karena istilah baru) akhirnya si kepala rumah tangga luluh juga hatinya. Di tengah derasnya hujan sore di Palembang, lagi dan lagi mereka datang ke tempat nongkrong paling tak jelas yaitu nongki and kongkow. Tempat nongkrong yang paling tak berkonsep dan hanya mengandalkan si pemilik yang eksis di sosial media. Parahnya, yang beli hanya regina dan dinda. Kalian tahu, mereka beli apa? Mereka beli dua bungkus cimol! (dan jika dibayangkan sungguh di luar akal sehat. Ya Tuhan)
Setelah amarah hapis lambat laun mulai mencair, suasana kembali hangat sampai-sampai mereka tak mau turun dari mobil mama ungu. Mereka merasa, seperti menjadi satu paket lengkap yang saling mengisi seperti sebungkus nasi padang. Walau kadang pedas, tapi ngangenin.
Semenjak itu, antIIN ini semakin jadi. Hingga akhirnya libur tiba, berharap sekali mereka berlima ini bisa menghabiskan waktu bersama. Tapi, sayangnya mereka sudah punya rencana liburan sendiri-sendiri. Mulai dari hapis yang pulang kampung ke Siak (salah satu daerah di Pekan Baru, Riau), dinda yang liburan sama kakak-kakaknya di Jogja, shultan yang ikut trip IPS ke Lampung, retno yang liburang bareng keluarga ke Bogor sampai regina yang tak kemana-mana tapi hang out setiap hari di Palembang.
Saat mereka merasakan LDR setelah baru saja jadian, isi obrolan mereka makin menyimpang dan negatif. Diharapkan untuk tidak ditiru oleh generasi muda. Asal kalian tahu, mereka berbicara di luar konteks peraturan perundang-undangan. Entah bagaimana, tanpa sengaja seting berubah menjadi sebuah rumah tangga yang berantakan. Hapis sebagai papa, dinda sebagai mama, retno sebagai anak pertama (untung bukan jadi omanya), shultan jadi anak kedua dan regina jadi anak bungsu. Mereka (papa dan mama) saling berbagi pengalaman sex dengan ex ketika mereka berpisah saat liburan. Lalu si anak-anak mengeluhkan orang tuanya yang harus kembali rujuk. Ini sebenarnya apa?? Tolong jelaskan!!
Nahh, semenjak itulah lagi-lagi si sesepuh mengubah nama grup ini menjadi “Broken Home”. Setelah berganti nama, walaupun tak sembelih kambing mereka berlima merasa nyaman dan lega. Embel-embel wanita soksialita akhirnya lepas dari mereka.
Setelah kembali masuk sekolah, kelima orang ini serasa dalam hubungan backstreet. Tetap keep in touch walau hanya kedipan mata. Kadang sibuk berkicau di line padahal mereka hanya berjarak satu dua meter.
Singkat cerita, saatnya foto alkena. Mereka yang sejak awal tak menyukai tiga wanita soksialita di kelas ingin sekali mengungkapkan keberadaan mereka yang kontra dengan prinsip hidup tiga orang tadi. Namun, sayangnya sulit. Awalnya mereka ingin foto di satu frame dalam alkena. Berhubung, mereka backstreet akhirnya foto mereka hanya bisa di edit seperti ini..
Norak kali! Ya, itu pelampiasan kekesalan akan hubungan backtreet mereka! Hahaha..
Setelah banyak waktu berlalu, mereka tak sering jalan atau nongkrong bareng karena alasan budget, kursus, hingga persiapan UN. Tapiiii..mereka tetap menghabiskan hari-harinya bersama walau hanya lewat chating yang kadang sangat amat tak penting. Contoh :
Dinda : “Nak mesenk” (pengen eek)
Hapis : “Cakmano taiknyo?” (Gimana tainya?)
Dinda : “Cak coklat” (Kayak coklat)
Retno : “Jual bae din” (Jual aja din)
Shultan : “meseng aku tadi keras nian” (Eekku tadi keras banget)
Regina : “Tulaaa...galak-galak makan buah” (Makanya sering-sering makan buah)
Kadangan yang seperti ini, benar-benar mengusik relung hati manusia mana pun. Sekumpulan pemuda dengan pendidikan tinggi begitu asiknya membicarakan tentang “kotoran”. Namun, inilah yang menjadikan mereka percaya satu sama lain. Setidaknya, kotoran saja masih ditanggapi apalagi obrolan hangat? (Ashiquee!)
Next, ujian praktik menari. Ini bagian yang cukup lucu juga untuk diceritakan, setelah selesai make up aku ingat mereka berlima ini berusaha untuk foto berlima lewat polaroid regina. Tapi halangan terus menghadang, hingga ketika mereka sudah siap di jepret, ocha datang menimbrung secara otomatis mereka berlima ambil langkah pelan memisahkan diri. Retno mengalihkan perhatian “Ehh, bentar lagi kita!” lalu gagalah rencana foto mereka.
Jadii, mereka tak berfoto?? Tenang...namanya saja backstreet jadi kondisinya berbeda. Akhirnya mereka dapat berfoto walaupun harus menyelinap pelan-pelan agar tak terlihat jelas oleh yang lain. Saling memberi kode seperti sedang kucing-kucingan. Dan hasilnya...
Intinya, penuh perjuangan untuk bisa berfoto berlima di sekolah.

Mereka pun tak mengerti alasan kenapa mereka merahasiakan keberadaan mereka disekolah dalam satu paket “geng”. Mereka selalu saja berbaur seperti tak pernah ada perkumpulan, sekali saja mereka berlima bersama rasanya bahagia sekali, walau kadang hanya sebentar-sebentar.
Oh, ya aku punya foto-foto masa kecil mereka yang mereka bagi di grup BH beberapa saat yang lalu..
Time flies so fast...
Pengumuman snmptn pun keluar, dari kami berlima hanya leader yang diam-diam tanpa kabar sudah di terima di Brawijaya. Congratulation Hafiz!!! Bujang rantau sejati yang tak pernah lelah jauh dari keluarganya, setelah ngerantau di Palembang sekarang udah ke Malang aja. Dan sisanya..Allhamdulillah Retno keterima di Diploma IPB jurusan komunikasi, lalu ada Dinda yang jadi anak hukum Unsri, Regina di diploma unsri juga jurusan kesekretariatan, dan terakhir si cowok paling pinter di adm perkantoran dan kesekretariatan UI hehehe...*maaf ya kalo ada yang salah*
So, sebelum kita bubar jalan menggapai cita-cita kita. Akhirnya kita rencanain pesta perpisahan kecil-kecilan sekaligus ngerayain ulang tahun dinda! Kalo tak salah momennya beberapa hari sebelum sbmptn. Jadi pada sibuk belajar hehehe..
Dan rencana surprisenya sungguh berantakan, yang ada malah retno dan regina yang kaget karna kepergok dinda yang baru keluar dari toilet *nulis ini sambil ngakak* tapi, walau begitu kami lumayan bahagia sihh hehehe..
Satu hari yang bakal jadi momen yang tak terlupakan, kita habisin satu hari full di dalem kamar dinda kita cerita, kadang gangguin yang belajar, solat, batal, solat lagi, ganggu lagi, adegan baper hapis yang disponsori oleh akting mama dinda yang bilang kalo “tante buat peci ini khusus buat hafiz” padahal setiap temen cowok dinda yang dateng di kasih gitu semua!! Waktu berjalan diluar kendali, kami tak pernah menyangka bahwa masa akhir SMA kami justru dipertemukan sama makhluk-makhluk yang sama abstraknya!! Saling melengkapi walau kadang suka ngeselin!
Oh, ya kalau kumpul ga foto bareng itu dosa namanya! Ini aku share momen pesta perpisahan kecil-kecilan kami di kamar dinda!
Ciee yang solatnya berhasil tanpa tergoda sama gangguan emapt setan lainnya..selamat ya Regina!


Oh, ya berhubung suasana lagi mau sbmptn jadi pada sibuk gini nihh..sebenernya ga sibuk cuma lagi ashoy aja sama posisi masing-masing..."Posisi!!!" pake nada pikri kalo ada pak doni wkwk
Itucuma sebagian kecil aja yaa, kalo mau di share semua bisa satu album...
Kita masih tak percaya bisa jadi satu paket sampe sekarang, kalo dipikir ngapain juga kita harus duduk dibangku belakang kelas trus ngobrol ngelantur waktu itu? Hehehe..
Kita ga mau pisah!!! Kenapa cepet banget sihhh!!!
Akhirnya, Hafiz yang pertama pergi karna dia mau mampir dulu ke Siak rumah orang tuanya..lalu disusul Retno yang harus ikut proses matrikulasi ke Bogor dan Shultan yang udah diterima di D3 komunikasi UNS but! Sebuah surprise lagi-lagi datang! Shultan keterima di UI!! Mimpinya dari kapan yaaa? Akhirnya tercapai pake jakun! Keren!
Lalu kita hanya kontak via chat selama satu semester kemarin, bahkan waktu lebaran kita ga sempet ketemu atau hang out bareng! Kesal! Haha..
Liburan semester 1 pun datang!!! Yeayy!! The greatest moment ever! Pulang kampung! Balek plembang!
Shultan pertama kali mendarat ke Palembang, kesal! Lalu dinda, regina, dan sultan sempet jalan bareng ninggalin aku dan hapis yang masih bejuang UAS!!
Dann..jeng-jeng! Selang beberapa jam hapis mendarat ke Palembang akhirnya Retno juga tiba. Keesokan harinya Retno dan Hapis punya rencana buat ke smanli karna kita belum legalisir ijazah tanpa ada rencana lebih, yang awalnya ditemenin regina dan mobil barunya. Shultan kasih kabar kalau dia udah selesai sosialisasi di sma 6 wahh hampir lengkap! Tinggal dinda!! Lalu kami berusaha hubungin dinda! Dan God bless us! Dia bisa kita culik buat hang out tak terencana! Yeayyy setelah beberapa bulan akhirnya bisa kumpul lengkap lagii!! Senang sekali!!
Cieee, BH ada supir baru! setelah diculik Dinda langsung dipekerjakan jadi supir pengganti ya?

Transformasi wajah dari ‘siswa’ jadi mahasiswa..dua lelaki itu makin asik manjangin rambut mereka! Yang satu enak masih rapi but yang satunya...”Makk, temenku ada yang kayak homo makk!!”
Langsung aja yaa...kan dosa kalo kumpul ga ada fotonya..
Edisi "Bodo amat dahh backlight yang penting poto ama ampera!!"

Edisi "Poto anak malang yang udah bisa nungging-nungging padahal dulu kerjaannya suka ngatain orang!!"



Aku tak tahu kenapa aku harus berteman dengan empat orang ini...tapi, kalau boleh aku mengutip salah satu kalimat di modul kuliahku..
“kita terikat secara emosional pada beberapa kelompok saja. Hubungan kita dengan keluarga kita, kawan-kawan sepermainan, dan tetangga-tetangga yang dekat (di kampung halaman kita, bukan di real estates)”, terasa lebih akrab, lebih personal, lebih menyentuh hati kita.”
Dan, aku tak mau munafik..alasan kenapa aku selalu ingin pulang karena disini aku tak bisa menemukan rumah kesekian seperti di kampung halamanku. Aku terlalu cinta dengan Palembang, dengan isinya, dengan ceritanya, dengan segala kisah yang sampai kapanpun punya ruang khusus di hatiku. Tempat dimana aku lahir dan menemukan arti cinta dan rindu yang sesungguhnya.
Dear BH, walaupun nama kita Broken Home tapi semoga kita ga beneran kayak gitu. Apalah arti sebuah nama sihh hahaha...tetep jadi sahabat buat satu sama lain, jangan berubah, walau suka ngeselin tapi kalian pasti punya ruang sendiri di hati kalian buat BH. Walaupun kita kepisah ratusan bahkan ribuan mil aku percaya kita bakal tetep kayak gini. Jangan pernah menutupi apa-apa karena keterbukaan yang menyakitkan itu lebih baik dari pada menutupi kebusukan yang lambat laun akan tercium baunya. Kita teman, yang sampai kapanpun saling support! Saling bantu buat tugas! Saling curhat atau ngeghibah bareng.
Jujur, belum cukup rasanya main sama kalian secara utuh! But, punya kalian sebagai tempat curhat-curhat manja ga jelas adalah poin plus sendiri dalam hidup aku! Makasih, karna waktu itu kita duduk di belakang kelas dan ga ada yang berusaha pergi. Semoga sampe kapan pun kalian ga akan pergi ninggalin yang lain..Pergi boleh sihh tapi ajak-ajak! Karena kita BH!

SALAM RINDUKU BUAT BH!


*Maaf ya apabila ada penulisan yang salah, kan udah dibilang ini buku harian aku...sekali lagi, aku bahagia bisa mengenal kalian dalam satu paket h3h3h3*