Selasa, 05 April 2016

Dear my BH.....

Hi BH! Setelah ketunda berbulan-bulan akhirnya postingan ini rampung juga..maafkan atas kalimat yang acak-acakan, anggep aja lagi baca buku diary aku yaa...aku sayang kalian!!!

Entah sejak kapan grup,kelompok,geng,sekumpulan anak manusia ini terbentuk. Jika tak salah kuingat, lima orang ini tak sengaja terbentuk ketika sebelum ujian semester satu. Aku ingat benar kami duduk disudut kanan belakang kelas ketika semua meja dan kursi sedang berantakan tak tertata menunggu guru datang untuk menempelkan selebaran nomor ujian diatas meja kami. Lima orang ini duduk dengan malasnya dan seperti biasa berbincang seadanya.
Hingga satu ketika, tanpa disadari lima orang ini punya pertanyaan yang sama dalam benak mereka dan yang lambat laun terbuka satu-persatu. Pertanyaan itu adalah..”Apa yang akan kita lakukan setelah ujian semester?” dengan budget anak SMA yang super duper pas-pasan. Salah satu anak menyahut “Gimana kalo kita berenang di hotel **********?” yang lain membalas, “Ahh, sayang buat berenang doang kita mau ngeluarin uang banyak-banyak” satu anak lagi menimbrung omongan “Eh, bentar lagi stand by me keluar loh! Mau nonton bareng gak?” tanpa disadari kami berempat berkata “yaa!! Ayookk!!” tapi satu anak lelaki ini hanya diam mendengar perbincangan kami.
“Hoy! Mau ikut gaak?”. “Nggak ahh..”dengan malasnya sambil sesekali meraba-raba gadgetnya yang tak tahu berisi paket internet apa tidak. “Hayolahhh piss..ikutt yokk..” Hapis, nama member yang paling ganteng (katanya) orang yang super dingin tapi kadang suka ”panas” sendiri. Hapis tetep dingin, dinda pun makin jadi membujuk hapis. Dinda, member yang (katanya juga) paling cantik ini gadis berambut pendek dengan kacamata besar dan wajah cantik khas Indonesia (gua ngomong apa sih?!)”Iyaa pis, ayolahhhh....”tambah regina. Regina, member yang paling cute dan imut karna usianya paling muda dibandingkan yang lain. Regina juga tak kalah cantik dengan jilbab dan kacamata yang menghiasi wajah kecilnya. “Kalo ga, kita patungan nihh beli bensin mobil kamu” kata member yang paling tua satu ini. Retno, member paling tua yang mukanya jauh lebih imut dari regina, member yang satu ini setia sama status jomblo, maaf singel karena Allah maksudnya. Ehh, hampir lupa. Satu lagi member paling pinter diantara kita, Shultan anak debat yang suka fashion (katanya) paling doyan upload foto di instagram bisa dibilang shultan ini laki-laki sosialita.
Oke, aku kira cukup perkenalannya. Lanjut lagi, apa mereka jadi hang out bareng. Tanpa disengaja juga kelima member ini paling anti sama tiga wanita soksialita penguasa dikelas. Perbincangan itu makin terperinci, semakin asik entah apa saja topiknya dan tak tahu juga alasannya mereka berlima kompak menutup pembicaraannya saat orang lain datang atau hanya sekedar nimbrung pembicaraan. Grup ini makin hari makin jadi, sesekali memberi kode walau hanya dengan kedipan mata. Ujian semester pun selesai, so How about their planning?
Tenaaangggg, ternyata lima orang ini sudah punya inisiatif buat grup di line. Retno, si sesepuh ini memberi nama “ANTIIN” yang artinya Anti IIN. Emang IIN itu apa? “IIN itu..yahh yaudahlah yah..” setelah itu kita mulai menyusun rencana yang tampaknya sungguh merepotkan pihak hapis. Kok bisa gitu? Yah iyalah..orang dia yang nyupirin kita.
Jengjengjeng!!! Hari ini tiba juga, tepat tanggal 10 Desember 2014 diawali dengan si pintar shultan dengan setianya jemput Hapis dengan motor bebeknya hahaha..Mereka berdua langsung kerumah dinda dengan mobil imut kebanggan hapis. Setelah mereka berganti mobil dengan mobil andalan mama ungu (mama dinda) mereka langsung jemput regina dan sempet nyasar ketika jemput si cewek paling imut retno. Kuingat benar, mereka langsung turun dari mobil dan pamit langsung dengan ibu retno. Next, yeyeyeyeye..akhirnya mereka pergi..Eitsss, belum! Mereka masih harus nganterin shultan ke rumah ‘abah’ yang jauh bukan main (ya itung-itung sambil jalan-jalan) kuingat benar mama dinda membekali kami sekotak risol dan mama shultan memberi kami soft drink langsung dari warungnya hehehe..kami begitu menikmati perjalanan yang lebih terasa seperti mudik itu. Akhirnya sekitar pukul sepuluh pagi kami sampai di salah satu kolam renang umum di tengah kota Palembang.
Semua pada sibuk buka dompet, menyiapkan budget untuk renang. Tapi, budgetnya benar-benar mengejutkan. Kalau tak salah, murah sekali untuk berenang sepuasnya. Retno, regina, dan dinda langsung ambil jalan memisahkan diri dari hapis dan shultan. Setelah ganti baju renang yang sebenarnya jelmaan dari legging dan baju lengan panjang tiga cewek itu langsung nemuin dua cowok yang sudah jebur duluan. Mereka benar-benar sejenak melepas penat sambil sesekali tetap berisi rumpian, entah tentang sekolah ataupun manusia-manusia yang aneh on the spot.
Setelah berkubang sekitar dua jam, akhirnya mereka naik dan mandi. Lagi-lagi dua cowok berbeda postur ini sudah nunggu duluan di kantin. Tiga cewek itu segera menghampiri lalu memutuskan untuk makan diluar. “Makan dimana?” tanya hapis “Yang murah bae” atau artinya (yang murah aja). Akhirnya setelah beberapa kali memutari kota Palembang (lebayyy...) akhirnya kita mutusin buat makan di tempat favorit muda-mudi hingga cabe-cabean Palembang. Yaitu K** di kambang iwak (tempat wisata di tengah kota Palembang). Nihhhh, kalau masih penasaran..
Tampang cabe dan terong makan di K** abis berenang di L***** T**** (kebayang kannn? Kebayang dongggg)
Nihh, dijelasin lagi..yang jilbab coklat paling kinclong alias kebalikannya itu si sesepuh Retno Marcelina yang sekarang udah jadi teteh di Bogor. Yang senyumnya paling lebar kayak anak sd abis dapet lotre itu Shultan, gitu-gitu anak adm UI wueehhh...Yang pake kacamata, seperti udah dijelasin diawal, dia ini yang paling cantik (kayaknya) liatkan mukanyaa kaya Luna Maya? (dari mananya sih?) oke, next yang duduk kayak satpol pp itu..mukanya aja yang dewasa tapi dompetnya tidak! Ini niihh, hapis anak rantau dari Riau dan sekarang jadi anak Brawijaya *proud*. Dan, yang terakhir siapa lagi kalo bukan si imut-imut berkerudung biru Regina. Sering dibilang kalo regina jalan sama dinda itu kakak adik, nah kalo jalan sama retno kaya majikan sama asisten. (Oh? haha!)
Udah, udahhh..lanjut setelah foto pertama di dating pertama dan jalan pertama mereka langsung ke titik sasaran awal mereka, yaitu nonton stand by me. Sebelum sampai ke lantai paling atas di mall paling kekinian di Palembang saat itu, mereka sempat-sempatnya memanfaatkan suasana lift yang sepi buat selfie. Biasa, penyakit noraknya kambuh lagi..
Kumpulan orang norak ini duduk di pinggir susunan kursi kalau tak salah urutannya itu sepasang sejoli, shultan, retno, regina, dinda, dan hapis. Sekali lagi kenorakan orang-orang ini muncul ke permukaan. Di tengah heningnya ruang bioskop sebelum film di putar dinda dengan lantangnya menjerit “Hapis balekke duet tiket ke aku!” artinya (Hapis, kembalikan uang tiket ke aku) dan sontak membuat tawa-tawa kecil tertahan penonton di bioskop. Menurut kalian, apa yang terjadi? Sepanjang film diputar hapis tak berhenti merengek seperti anak kecil dan lama-kelamaan menjadi amarah yang serius. “Matilah! Langsung balek! Dak usah kemano-mano lagi!” (Bodo amat! Langsung pualng, ga usah kemana-mana lagi!) kalau dibayangkan seperti seorang bapak yang marah-marah tak jelas karena uang di dompetnya habis dan tak membolehkan anak-anaknya untuk pergi kemana-mana lagi.
Setelah dibujuk rayu oleh empat alayers (segaja di miringin, karena istilah baru) akhirnya si kepala rumah tangga luluh juga hatinya. Di tengah derasnya hujan sore di Palembang, lagi dan lagi mereka datang ke tempat nongkrong paling tak jelas yaitu nongki and kongkow. Tempat nongkrong yang paling tak berkonsep dan hanya mengandalkan si pemilik yang eksis di sosial media. Parahnya, yang beli hanya regina dan dinda. Kalian tahu, mereka beli apa? Mereka beli dua bungkus cimol! (dan jika dibayangkan sungguh di luar akal sehat. Ya Tuhan)
Setelah amarah hapis lambat laun mulai mencair, suasana kembali hangat sampai-sampai mereka tak mau turun dari mobil mama ungu. Mereka merasa, seperti menjadi satu paket lengkap yang saling mengisi seperti sebungkus nasi padang. Walau kadang pedas, tapi ngangenin.
Semenjak itu, antIIN ini semakin jadi. Hingga akhirnya libur tiba, berharap sekali mereka berlima ini bisa menghabiskan waktu bersama. Tapi, sayangnya mereka sudah punya rencana liburan sendiri-sendiri. Mulai dari hapis yang pulang kampung ke Siak (salah satu daerah di Pekan Baru, Riau), dinda yang liburan sama kakak-kakaknya di Jogja, shultan yang ikut trip IPS ke Lampung, retno yang liburang bareng keluarga ke Bogor sampai regina yang tak kemana-mana tapi hang out setiap hari di Palembang.
Saat mereka merasakan LDR setelah baru saja jadian, isi obrolan mereka makin menyimpang dan negatif. Diharapkan untuk tidak ditiru oleh generasi muda. Asal kalian tahu, mereka berbicara di luar konteks peraturan perundang-undangan. Entah bagaimana, tanpa sengaja seting berubah menjadi sebuah rumah tangga yang berantakan. Hapis sebagai papa, dinda sebagai mama, retno sebagai anak pertama (untung bukan jadi omanya), shultan jadi anak kedua dan regina jadi anak bungsu. Mereka (papa dan mama) saling berbagi pengalaman sex dengan ex ketika mereka berpisah saat liburan. Lalu si anak-anak mengeluhkan orang tuanya yang harus kembali rujuk. Ini sebenarnya apa?? Tolong jelaskan!!
Nahh, semenjak itulah lagi-lagi si sesepuh mengubah nama grup ini menjadi “Broken Home”. Setelah berganti nama, walaupun tak sembelih kambing mereka berlima merasa nyaman dan lega. Embel-embel wanita soksialita akhirnya lepas dari mereka.
Setelah kembali masuk sekolah, kelima orang ini serasa dalam hubungan backstreet. Tetap keep in touch walau hanya kedipan mata. Kadang sibuk berkicau di line padahal mereka hanya berjarak satu dua meter.
Singkat cerita, saatnya foto alkena. Mereka yang sejak awal tak menyukai tiga wanita soksialita di kelas ingin sekali mengungkapkan keberadaan mereka yang kontra dengan prinsip hidup tiga orang tadi. Namun, sayangnya sulit. Awalnya mereka ingin foto di satu frame dalam alkena. Berhubung, mereka backstreet akhirnya foto mereka hanya bisa di edit seperti ini..
Norak kali! Ya, itu pelampiasan kekesalan akan hubungan backtreet mereka! Hahaha..
Setelah banyak waktu berlalu, mereka tak sering jalan atau nongkrong bareng karena alasan budget, kursus, hingga persiapan UN. Tapiiii..mereka tetap menghabiskan hari-harinya bersama walau hanya lewat chating yang kadang sangat amat tak penting. Contoh :
Dinda : “Nak mesenk” (pengen eek)
Hapis : “Cakmano taiknyo?” (Gimana tainya?)
Dinda : “Cak coklat” (Kayak coklat)
Retno : “Jual bae din” (Jual aja din)
Shultan : “meseng aku tadi keras nian” (Eekku tadi keras banget)
Regina : “Tulaaa...galak-galak makan buah” (Makanya sering-sering makan buah)
Kadangan yang seperti ini, benar-benar mengusik relung hati manusia mana pun. Sekumpulan pemuda dengan pendidikan tinggi begitu asiknya membicarakan tentang “kotoran”. Namun, inilah yang menjadikan mereka percaya satu sama lain. Setidaknya, kotoran saja masih ditanggapi apalagi obrolan hangat? (Ashiquee!)
Next, ujian praktik menari. Ini bagian yang cukup lucu juga untuk diceritakan, setelah selesai make up aku ingat mereka berlima ini berusaha untuk foto berlima lewat polaroid regina. Tapi halangan terus menghadang, hingga ketika mereka sudah siap di jepret, ocha datang menimbrung secara otomatis mereka berlima ambil langkah pelan memisahkan diri. Retno mengalihkan perhatian “Ehh, bentar lagi kita!” lalu gagalah rencana foto mereka.
Jadii, mereka tak berfoto?? Tenang...namanya saja backstreet jadi kondisinya berbeda. Akhirnya mereka dapat berfoto walaupun harus menyelinap pelan-pelan agar tak terlihat jelas oleh yang lain. Saling memberi kode seperti sedang kucing-kucingan. Dan hasilnya...
Intinya, penuh perjuangan untuk bisa berfoto berlima di sekolah.

Mereka pun tak mengerti alasan kenapa mereka merahasiakan keberadaan mereka disekolah dalam satu paket “geng”. Mereka selalu saja berbaur seperti tak pernah ada perkumpulan, sekali saja mereka berlima bersama rasanya bahagia sekali, walau kadang hanya sebentar-sebentar.
Oh, ya aku punya foto-foto masa kecil mereka yang mereka bagi di grup BH beberapa saat yang lalu..
Time flies so fast...
Pengumuman snmptn pun keluar, dari kami berlima hanya leader yang diam-diam tanpa kabar sudah di terima di Brawijaya. Congratulation Hafiz!!! Bujang rantau sejati yang tak pernah lelah jauh dari keluarganya, setelah ngerantau di Palembang sekarang udah ke Malang aja. Dan sisanya..Allhamdulillah Retno keterima di Diploma IPB jurusan komunikasi, lalu ada Dinda yang jadi anak hukum Unsri, Regina di diploma unsri juga jurusan kesekretariatan, dan terakhir si cowok paling pinter di adm perkantoran dan kesekretariatan UI hehehe...*maaf ya kalo ada yang salah*
So, sebelum kita bubar jalan menggapai cita-cita kita. Akhirnya kita rencanain pesta perpisahan kecil-kecilan sekaligus ngerayain ulang tahun dinda! Kalo tak salah momennya beberapa hari sebelum sbmptn. Jadi pada sibuk belajar hehehe..
Dan rencana surprisenya sungguh berantakan, yang ada malah retno dan regina yang kaget karna kepergok dinda yang baru keluar dari toilet *nulis ini sambil ngakak* tapi, walau begitu kami lumayan bahagia sihh hehehe..
Satu hari yang bakal jadi momen yang tak terlupakan, kita habisin satu hari full di dalem kamar dinda kita cerita, kadang gangguin yang belajar, solat, batal, solat lagi, ganggu lagi, adegan baper hapis yang disponsori oleh akting mama dinda yang bilang kalo “tante buat peci ini khusus buat hafiz” padahal setiap temen cowok dinda yang dateng di kasih gitu semua!! Waktu berjalan diluar kendali, kami tak pernah menyangka bahwa masa akhir SMA kami justru dipertemukan sama makhluk-makhluk yang sama abstraknya!! Saling melengkapi walau kadang suka ngeselin!
Oh, ya kalau kumpul ga foto bareng itu dosa namanya! Ini aku share momen pesta perpisahan kecil-kecilan kami di kamar dinda!
Ciee yang solatnya berhasil tanpa tergoda sama gangguan emapt setan lainnya..selamat ya Regina!


Oh, ya berhubung suasana lagi mau sbmptn jadi pada sibuk gini nihh..sebenernya ga sibuk cuma lagi ashoy aja sama posisi masing-masing..."Posisi!!!" pake nada pikri kalo ada pak doni wkwk
Itucuma sebagian kecil aja yaa, kalo mau di share semua bisa satu album...
Kita masih tak percaya bisa jadi satu paket sampe sekarang, kalo dipikir ngapain juga kita harus duduk dibangku belakang kelas trus ngobrol ngelantur waktu itu? Hehehe..
Kita ga mau pisah!!! Kenapa cepet banget sihhh!!!
Akhirnya, Hafiz yang pertama pergi karna dia mau mampir dulu ke Siak rumah orang tuanya..lalu disusul Retno yang harus ikut proses matrikulasi ke Bogor dan Shultan yang udah diterima di D3 komunikasi UNS but! Sebuah surprise lagi-lagi datang! Shultan keterima di UI!! Mimpinya dari kapan yaaa? Akhirnya tercapai pake jakun! Keren!
Lalu kita hanya kontak via chat selama satu semester kemarin, bahkan waktu lebaran kita ga sempet ketemu atau hang out bareng! Kesal! Haha..
Liburan semester 1 pun datang!!! Yeayy!! The greatest moment ever! Pulang kampung! Balek plembang!
Shultan pertama kali mendarat ke Palembang, kesal! Lalu dinda, regina, dan sultan sempet jalan bareng ninggalin aku dan hapis yang masih bejuang UAS!!
Dann..jeng-jeng! Selang beberapa jam hapis mendarat ke Palembang akhirnya Retno juga tiba. Keesokan harinya Retno dan Hapis punya rencana buat ke smanli karna kita belum legalisir ijazah tanpa ada rencana lebih, yang awalnya ditemenin regina dan mobil barunya. Shultan kasih kabar kalau dia udah selesai sosialisasi di sma 6 wahh hampir lengkap! Tinggal dinda!! Lalu kami berusaha hubungin dinda! Dan God bless us! Dia bisa kita culik buat hang out tak terencana! Yeayyy setelah beberapa bulan akhirnya bisa kumpul lengkap lagii!! Senang sekali!!
Cieee, BH ada supir baru! setelah diculik Dinda langsung dipekerjakan jadi supir pengganti ya?

Transformasi wajah dari ‘siswa’ jadi mahasiswa..dua lelaki itu makin asik manjangin rambut mereka! Yang satu enak masih rapi but yang satunya...”Makk, temenku ada yang kayak homo makk!!”
Langsung aja yaa...kan dosa kalo kumpul ga ada fotonya..
Edisi "Bodo amat dahh backlight yang penting poto ama ampera!!"

Edisi "Poto anak malang yang udah bisa nungging-nungging padahal dulu kerjaannya suka ngatain orang!!"



Aku tak tahu kenapa aku harus berteman dengan empat orang ini...tapi, kalau boleh aku mengutip salah satu kalimat di modul kuliahku..
“kita terikat secara emosional pada beberapa kelompok saja. Hubungan kita dengan keluarga kita, kawan-kawan sepermainan, dan tetangga-tetangga yang dekat (di kampung halaman kita, bukan di real estates)”, terasa lebih akrab, lebih personal, lebih menyentuh hati kita.”
Dan, aku tak mau munafik..alasan kenapa aku selalu ingin pulang karena disini aku tak bisa menemukan rumah kesekian seperti di kampung halamanku. Aku terlalu cinta dengan Palembang, dengan isinya, dengan ceritanya, dengan segala kisah yang sampai kapanpun punya ruang khusus di hatiku. Tempat dimana aku lahir dan menemukan arti cinta dan rindu yang sesungguhnya.
Dear BH, walaupun nama kita Broken Home tapi semoga kita ga beneran kayak gitu. Apalah arti sebuah nama sihh hahaha...tetep jadi sahabat buat satu sama lain, jangan berubah, walau suka ngeselin tapi kalian pasti punya ruang sendiri di hati kalian buat BH. Walaupun kita kepisah ratusan bahkan ribuan mil aku percaya kita bakal tetep kayak gini. Jangan pernah menutupi apa-apa karena keterbukaan yang menyakitkan itu lebih baik dari pada menutupi kebusukan yang lambat laun akan tercium baunya. Kita teman, yang sampai kapanpun saling support! Saling bantu buat tugas! Saling curhat atau ngeghibah bareng.
Jujur, belum cukup rasanya main sama kalian secara utuh! But, punya kalian sebagai tempat curhat-curhat manja ga jelas adalah poin plus sendiri dalam hidup aku! Makasih, karna waktu itu kita duduk di belakang kelas dan ga ada yang berusaha pergi. Semoga sampe kapan pun kalian ga akan pergi ninggalin yang lain..Pergi boleh sihh tapi ajak-ajak! Karena kita BH!

SALAM RINDUKU BUAT BH!


*Maaf ya apabila ada penulisan yang salah, kan udah dibilang ini buku harian aku...sekali lagi, aku bahagia bisa mengenal kalian dalam satu paket h3h3h3*










Tidak ada komentar:

Posting Komentar