Berawal dari
perasaan kagum
Kemudian
menjadi suka
Lama-lama
menjadi Cinta
Menunggu sekian
lama
Himgga perasaan
cinta ini luntur
Terkalahkan
oleh rasa sakit
Menjadi seperti
dulu
Yang hanya
sekedar “mengagumi”
Hingga ujungnya
berakhir dengan kekecewaan
Dan, perasaan
yang luka
Tak ada yang
bisa disalahnkan dari ini semua
Tak ada yang
bisa membalikkan hati manusia
Kecuali satu
yang di Atas Sana
Mungkin hanya
harapan dan kenangan manis yang tersisa
Dan bongkahan
rasa rindu yang hampa
Rasa sakit yang
luar biasa
Dan, rasa cinta
yang seakan menggila
Ya, mungkin
hanya itu yang tersisa
“Keinginanku
untuk membuat tulisan dengan segenap perasaan terkabulkan. Tulisan dengan
segenap perasaan kecewa yang membuncah. Kesalahanku adalah mencintainya. Dan,
kenyataannya semakin salah karena aku menyimpannya dalam diam.”
-Sofi
Nito Amalia, Jatuh Cinta Diam-Diam 2-
Aku
masih menyesali segala bentuk perasaan kekanakan yang semakin abstrak dan tak
berbentuk ini. Aku bingung harus menyalahkan siapa? Diriku? Dia? Atau keadaan?
Bukan, sepertinya caranyalah yang salah. Aku terlalu menikmati cinta ini dalam
diam, hingga kadang aku harus menangis dan tertawa sendiri. Terlalu banyak
cacian jika aku berbagi kisah membosankan ini pada orang lain. biarkanlah, sang
asa yang mendengar. Aku tak berharap ada yang menanggapinya bagai lonceng yang
berdenting terkena hempasan angin sore diantara aurora senja. Aku cantik, pikir
aurora. Sedang ia bisa merasa begitu, mengapa aku tidak? Aku ini apa? Jika
hanya diam diam dan diam, membiarkan waktu menelan kebahagianku tentang cinta
pertamaku yang tak berkesudahan. Bahkan malaikat sudah mulai bosan menghitung
deretan doa yang serta dalam sujudku untuknya. Ah, bodoh. Bodohnya aku hanya
menyukai dia seorang, mengapa tak berusaha menyukai orang lain yang jelas dan
tak hanya sekedar khayalan belaka?
Pernah,
aku pernah berusaha mencintai seseorang. Tapi, ah..aku terlalu takut dengan
perasaanku sendiri, takut akan sakit lagi, gagal lagi, dan ujung-ujungnya
menyimpannya dalam diam. Aku ingin berteriak saja kalau begitu, biar suaraku
terdengar hingga kelangit tujuh menembus lapisan atmosfer dan bergema
diseantero jagad. Membiarkan diriku mengungkapkannya dengan tulus dan jujur.
Apa susahnya mendengarkan dan menjawabnya? Kau tak suka denganku? Lalu yang kau
sukai seperti apa? Aku yang setiap hari selalu ingin berubah dan berkembang
demi satu orang yang bahkan menoleh pun tak pernah. Aku tak peduli, kalau bisa
dia berubah pikiran dan tak lagi memandangku rendah maka semua rasaku bisa
terbalaskan.
Tapi,
yasudahlah aku lebih menikmati keadaan ini. Mengagumi, lalu menyukai dan lama
kelamaan mencintai dengan tulus, lebih tulus dari apa pun. Karena aku tak punya
fisik dan materi yang bisa kutawarkan, hanya ketulusan yang sampai kapan pun
sulit kau temukan bahkan kau beli dimana pun. Ah, rupanya begini suka duka
mencintai walau dalam diam.
Creating for someone who never stop drop in my
mind. Make my soul like full of confuse, I’m fool, I,m jerk and i dont know how
to confront myself. I like you, but the fact it’s not easy being like each
other. Haha, let the time expunge our bad memories I just wanna walk alone with
my imagination till someday we’ll find a happy ending..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar