1. Cari Jodoh - Wali Band
Lagu ciptaan Apoy ini kembali dilantunkan oleh penyanyi pop asal negara Malta, Fabrizio Faniello yang pernah mewakili negaranya pada Eurovision Song Contest tahun 2001 dan 2006. Lagu “Cari Jodoh” ini pun berubah judul menjadi I No I Can Do saat dinyanyikan penyanyi berusia 30 tahun itu. Sebelumnya ada kesalahpahaman yang beredar bahwa Fabrizio Faniello melakukan plagiat terhadap lagu milik band asal pesantren ini. Namun berita itu segera dibantah produser Fabrizio, Manfred Holtz. Pria asal Jerman tersebut mengatakan semua royalti tetap milik Wali, akan tetapi Fabrizio hanya mengubah lirik agar sesuai dengan lagu Wali namun tetap enak dibawakan Fabrizio. Selain lagu “Cari Jodoh” ini ternyata Fabrizio Faniello juga tertarik membawakan kembali lagu Wali Band yang lain yaitu Baik-Baik Sayang.
2. Sephia - Sheila On 7
Sephia, Lagu yang bertemakan tentang perpisahan dari seorang peselingkuh dengan selingkuhannya ini dinyanyikan kembali oleh Qi Qin, penyanyi terkenal dari Taiwan. Namun lagu ciptaan Eros tersebut diganti menjadi Sophia. Dan ternyata pergantian itu bukan hanya dilakukan pada judulnya saja, melainkan juga pada liriknya. Lagu Sephia ini pernah menjadi Lagu Terbaik Kategori Pop Progressive serta Lagu Terbaik Kategori Best Of The Best pada ajang Anugerah Musik Indonesia tahun 2001.
3. Tak Bisakah & Di Belakangku - Peterpan
2 lagu milik band yang sedang vakum ini yaitu lagu Tak Bisakah dan Di Belakangku ternyata dijadikan soundtrack salah satu film di India yaitu Woh Lamhe. Dengan demikian, judul dan lirik lagu ciptaan Ariel Peterpan itupun diubah menjadi berbahasa India yaitu Kya Mujhe Pyaar Hai untuk lagu “Tak Bisakah” dan Aao Milo Chale untuk lagu “Di Belakangku”. Di Indonesia sendiri, lagu “Tak Bisakah” merupakan soundtrack untuk film Alexandria yang diproduksi tahun 2005. Lagu “Tak Bisakah” dan “Di Belakangku “ merupakan lagu-lagu pada album soundtrack Alexandria, dan album tersebut berhasil terjual sebesar 1 juta kopi.
4. Sempurna - Andra & The Backbone
Lagu berjudul “Sempurna” yang diciptakan Andra ternyata bukan saja pernah dinyanyikan oleh grup band Andra & The Backbone, tetapi lagu tersebut juga pernah dipopulerkan kembali oleh Gita Gutawa dengan gaya dan aransemen yang berbeda. Dan yang cukup membanggakan, ternyata lagu “Sempurna” itu pernah diminta oleh penyanyi asal Korea bernama Nicholas Teo untuk dimasukkan kedalam albumnya yang berjudul The Moment of Silence yang dirilis 5 Juni 2009 silam. Andra pun mengabulkan permintaan tersebut dengan mengubahnya kedalam bahasa Korea namun tetap dengan judul yang sama yaitu “Sempurna”. Beberapa waktu lalu pun ada kabar yang beredar bahwa lagu “Sempurna” ini juga dinyanyikan sebuah grup band Jepang Shiroi Iro Wa Koibito no Iro.
5. Hingga Akhir Waktu - Nine Ball
Satu lagi karya anak negeri yang dibeli oleh penyanyi luar lainnya adalah lagu Hingga Akhir Waktu yang dinyanyikan oleh grup band Nine Ball. Lagu andalan band asal Bandung ini kembali dipopulerkan oleh penyanyi asal Filipina yaitu Christian Bautista. Judul lagu yang berisi tentang cinta mendalam dari seseorang terhadap kekasihnya itupun berubah menjadi Till The End of Time dan liriknya dialihbahasakan menjadi bahasa Inggris. Christian sendiri memang tidak asing lagi dengan dunia musik Indonesia. Selain proyeknya ini, Ia juga pernah berduet dengan penyanyi Indonesia lainnya yaitu Bunga Citra Lestari.
6. Bengawan Solo - Gesang
Di saat lagu keroncong bukan menjadi musik yang populer saat ini di masyarakat Indonesia, siapa sangka lagu keroncong berjudul “Bengawan Solo” justru terkenal di mancanegara. Lagu yang diciptakan maestro keroncong Gesang pada tahun 1940 ini telah dialihbahasakan ke versi bahasa Inggris dan dibawakan oleh Mona Fong, penyanyi kelahiran China. Selain itu lagu “Bengawan Solo” juga pernah muncul di film In The Mood For Love besutan Wong Kar-wai pada tahun 2000.
Disamping itu lagu yang menceritakan sebuah sungai di Solo ini juga dinyanyikan oleh penyanyi jazz asal Jepang keturunan Brazil, Lisa Ono dengan begitu indahnya. Lagu yang diciptakan dalam waktu 6 bulan ini telah diterjemahkan setidaknya kedalam 13 bahasa antara lain Tionghoa dan Bahasa Jepang. Atas karyanya yang mendunia ini, Gesang tetap berhak atas royalti lagu “Bengawan Solo”.
7. Nina Bobo
Lagu yang sering disenandungkan saat seorang ibu pada anaknya yang akan tidur ini, ternyata telah dinyanyikan oleh penyanyi asing seperti Anneke Gronloh,Wieteke van Dort, Li Xiao Mei dan yang terbaru adalah Claudia Patacca dan Gerrit Ellen dalam sebuah orchestra di Belanda. Menariknya adalah, karena lirik lagu ini dinyanyikan sama dengan lirik aslinya yaitu “Nina bobo..oh..nina bobo, kalau tidak bobo digigit nyamuk”. Sayangnya, sampai saat ini masih belum jelas siapakah yang menciptakan lagu tersebut, tapi yang jelas kata “Nina Bobo” lahir sebagai terjemahan dari Lullaby yang berarti lagu pengantar tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar