Rabu, 09 Agustus 2023

Halo Retno di 2023!

Suatu hari, kalau 30 tahun retno atau 40 tahun retno membaca ini. Mungkin dia akan berterima kasih dan bangga karena di tahun ini retno marcelina si keras kepala dan cengeng ini berhasil melanjutkan hidup dan bertahan setelah semua hal yang terjadi setengah tahun ini. Memangnya ada apa sih di setengah tahun ini?

Ada banyak pelajaran, entah berapa SKS dan jam yang ditempuh..Kalau diibaratkan jalan tol, mungkin sudah berapa rest area yang dilewati dan hampir tersasat sama google maps sialan! hahahaha! Untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun belakangan, aku tidak menyusun resolusi untuk tahun baru 2023. Semuanya aku lewati dengan perasaan "Alhamdulillah aku masih hidup dan aku masih waras menghadapi semua ini"

Memangnya ada apa sih sampe 2023 ini terasa seberat itu? Kau tau kenapa? ini kalau retno dewasa baca ini mungkin cuma tersenyum kecil melihat betapa dia mendramatisir kehidupannya di 2023, padahal dia orang yang paling nothing to lose dalam menghadapi apa-apa hahahaha..

Jadi, di Januari 2023 ini aku dapat kejutan besar dan luar biasa. Entah aku harus menyikapinya dengan suka cita atau kesedihan? tapi jujur setelah mendapati banyak fakta, hal pertama yang aku lakukan adalah aku bersyukur sama Allah karena aku diperlihatkan dengan semua fakta, sebelum terlalu jauh melangkah, seumur hidupku mungkin baru kali itu aku merasa Allah menjawab doaku dengan hal yang sebenarnya aku ga siap, tapi mungkin ini cara kerja Allah menyelamatkanku. Cerita perselingkuhan atau pengkhianatan mungkin selama ini cuma aku dengar dari sinetron indosiar atau drama korea, dan aku akan memaki setiap adegan itu. Demi Allah aku membenci perselingkuhan, batinku.

Faktanya, retno si keras kepala ini tangisnya akhirnya pecah juga di pantai jimbaran Bali. Saat orang-orang lain sedang enak makan seafood, dia malah menjauh dan berteriak seperti orang gila. Gimana ga gila, faktanya dia dibohongi dan dikhianati oleh orang yang sangat ia percaya selama ini. Nulis ini juga kalo sambil membayangkannya, buat dia jadi nangis dan sedih. Lagi-lagi, retno dewasa pasti akan menertawakan ini.

retno yang pemikirannya sederhana dan pelupa ini sepertinya dimanfaatkan untuk bisa dibohongi, padahal retno ini ga nuntut banyak hal, semua dipercaya bahkan sekali pun kebohongan asal keluar dari orang ia percaya, ia akan dengan yakin percaya. Maafin retno yang ceroboh ini ya, hahaha..mungkin lain kali retno akan lebih detil dan mengingat hal-hal sederhana sekali pun, biar ga gampang dibodohin..

Ternyata semua perasaan yang membuat retno merasa "why all these are so unfair?" akhirnya mengantarkan retno untuk pergi ke psikolog. Alih-alih konsultasi, dia justru nangis dan nangis, merasa tidak berharga, tidak diinginkan, tidak berarti, bodoh, dan lain sebagainya. efek perasaan ini juga sampai ke fisiknya, selama hampir 2 minggu jadi punya panic attack kalau tiba-tiba suasana jadi sepi dan semua orang pergi di ruang kerja, jantung berdebar, mual, dan tangan mendadak dingin. Semua hal yang kupikir mustahil ini harus kuhadapi selama hampir 1 bulan setelah kejadian itu.

Tapi, setelah semua kejadian setengah tahun ini aku sangat bersyukur karna berada diantara teman-teman yang suportif. yang menertawakan cerita cintaku yang menyedihkan, yang mendukungku baik secara moril hinggal materil, selama di Bali Mba Esxi dan Mba Indah selalu ada disampingku, memastikan aku tetap hidup dan tidak melakukan tindakan bodoh. Teman-teman satu ruanganku, Mput, Rety, Mba Meisya, Mba Rizka, Mba Vania, Sari, Theo, Dana, semuanya seperti ada di sampingku saat aku merasa dunia seperti akan kiamat. Aku sangat bersyukur orang-orang ini ada di hidupku. Dan tentu Nadya, sejak hari pertama yang selalu jadi tempatku berkeluh kesah dan semua orang yang tidak bisa kusebutkan satu persatu. Oh ya, BH ada disaat aku sedang hancur di Jakarta, membiarkanku memaki, menggunting foto-foto di roti bakar edy tengah malam, membelikanku taichan dan sebatang dua batang rokok di kosan dinda. ya, aku melampiaskan semua itu dengan hal negatif dan aku pastikan itu akan menjadi penyesalanku. Semua orang seperti berbondong-bondong memapahku, yang malam itu seperti hampir mati, menyaksikan langsung orang yang selama kurang lebih 3 tahun ini ada di hidupku, memilih perempuan yang ternyata sudah dia sembunyikan selama kurang lebih satu tahun ke belakang. Lagi-lagi, kupikir adegan ini hanya ada di sinetron dan drama korea, tapi sialnya ini terjadi di hidupku yang selama ini terasa flat dan hambar.

Hari-hari aku merasa rendah diri, sibuk membandingkan diri dengan perempuan barunya, hari ke hari sibuk mempertanyakan kenapa dia sampai tega berkhianat setelah apa yang kami jalani selama ini dan semua mimpi dan janjinya yang kukira milik kami, ternyata hanya milikku. Hahahaha, setelah menyadari beberapa waktu ke belakang, aku hanya naif menutup semua gelagat perselingkuhan dengan selalu mengafirmasi pikiranku "Aku mempercayainya lebih dari siapa pun, aku paling mengenalnya, mana mungkin dia membohongiku, dia hanya sibuk dan stres, dia tidak mungkin selingkuh.." dan ya! aku salah besar, dan semua pertanyaan semakin hari semakin memiliki jawaban tanpa perlu kucari tahu. Jujur, aku tak terlalu suka mengetahui dan mencari tahu sesuatu yang membuatku sakit hati, tapi Allah tunjukan itu satu persatu sampai aku sadar, oh ya, Retno ini sudah teralalu jauh, lalai, lagi-lagi lalai.

Kupikir, membenci seseorang bisa menyembuhkan, mengingat-ingat keburukannya, mengingat setiap perkataan bohongnya, caciannya kepadaku, dan sebagainya membuatku bisa melupakannya dengan cepat. Oh, ternyata aku salah besar. Ternyata memafkan dan tak membiarkannya datang lagi adalah satu-satunya cara untuk berdamai dengan semua keadaan yang kupikir mustahil bisa kulewati dengan waras. Masih seperti mimpi aku bisa melewati fase berat ini setalah hampir tujuh bulan berlalu. Sebuah obrolan yang berawal dari direct message instagram seorang stranger, berakhir dengan trauma hahahaha..


Dear Eno,

Gila, no. Bangga banget no jujur nulis ini aku sambil mau nangis karna bangga banget retno bisa seberserah itu ke Allah, menganggap semua sudah takdir yang terbaik yang Allah kasih ke kamu. Allah maha baik dan maha besar, Allah maha mengetahui sedang aku tidak. Masih menunggu banyak kejutan dan hadiah dari Allah setelah semua ini, ya Allah lihat retno sekarang..berhasil melewati semua rintangannya, kalo diibaratkan main game, harusnya aku udah naik level kan ya? hehehe..ya Allah, kalo ke depan retno dapat cobaan lagi yang mungkin jauh lebih besar dan dahsyat, aku minta jangan pernah tinggalin retno yaa..Aku ga tau kalo ga ada Allah yang maha besar aku bisa gila kali? Aku percaya Engkau selalu ada untuk bantu aku dan lindungi aku..

sekali lagi,

Eno, makasih banyak ya..makasih sudah berhasil survive sampe sejauh ini dan tetap percaya ini takdir terbaik yang Allah kasih:) Aku sayang banget sama Retno di 2023 ini! dan tunggu kejutan "a better version of Eno!"

Senin, 06 Juni 2022

what's life in 22?

Halo! 

Hehe, canggung sekali rasanya. Membuka buku lama. atau sebut saja diary, tapi ini blog.
Siapa pun bisa membacanya, tapi tak semua bisa mengaksesnya. Karena tak ada yang tahu aku ada juga disini. hehe

Belakangan kehidupan sangat melelahkan
Ditengah ketidakpastian akan sebuah jawaban
Singkat cerita, saat ini aku sudah tiga tahun bekerja di Poltekpar Palembang, salah satu kampus milik kementerian pariwisata. Apakah aku PNS? Tentu saja tidak, aku hanyalah pramubakti. yang mengawali karir dari hanya coba dan titip cv dan lamaran sama mba nia di awal 2019 dan ya! here i am. terjebak di tempat penuh intrik dengan gaji UMP kota Palembang, tak usah kau cari tahu berapa. yang jelas tak akan bisa menghidupimu kalau kau tinggal di Ibu kota.

Banyak sekali cerita yang terlewat, salah satu pencapaian yang mungkin tidak 100% murni adalah..dalam empat bulan cicilan mobilku akan lunas. walaupun setengahnya adalah uang papa, tapi aku tetap bangga. ada kurang lebih 50 juta uangku di mobil itu, dan alhamdulillah papa membuat STNK dan kepemilikan semuanya atas namaku. Kata papa, supaya terlihat hasil dari jerih payahku selama kerja. Well, walaupun aku hidup serba pas-pasan setiap bulan, bahkan cederung minus belakangan. 

Di akhir 2019, aku bertemu stranger yang sampai sekarang setia setiap hari ada di hidupku. mungkin sosok ini akan aku ceritakan lebih detil di postingan berbeda, karna dia sangat spesial bagiku. Dia pacar pertamaku dan semoga akan menjadi pasanganku sampai akhir nanti. Tidak cukup satu paragraf menceritakan seseorang ini, mungkin butuh puluhan halaman atau ratusan puisi untuk menggambarkan betapa hubungan ini kujalani ditengah jarak, ya. aku dan dia LDR Palembang-Jakarta, kadang Palembang-Medan. 

Dari 2019 sampai sekarang 2022, tidak banyak perubahan dalam hidupku. hanya mungkin berat badanku saat ini menginjak angka 70. Angka yang tak pernah aku bayangkan sama sekali, dulu beratku 63 saja aku sudah stres bukan kepalang, sekarang aku tak bisa mendeskripsikan mengapa dan bagaimana ini bisa terjadi. mungkin karna aku beberapa tahun kebelakang kecanduan kopi susu. fiuh. hari ini, mengapa aku kembali menulis blog lagi. karna aku sedang tidak baik-baik saja dan merasa tak mengerti cara bagaimana meluapkannya. mungkin selama 2 tahun lebih aku terlalu mengandalkan seseorang untuk berkeluh, sehingga ketika mungkin saat ini aku bukanlah prioritasnya, aku merasa sedih dan kecewa. manusiawi. aku terlalu takut untuk terlihat marah dan kesal, karna saat ini aku sangat mudah untuk ditinggalkan dengan segala hal yang dicapainya, dan aku masih stuck disini. Aku tak bisa panjang lebar bercerita disini, lagi-lagi dia harusnya punya wadah sendiri berparagraf-paragraf. 


kabar bahagia tahun ini juga datang dari sahabat-sahabatku, Eky akhirnya menemukan jodohnya. Orang yang baginya adalah rumah, wanita sederhana asal mojokerto. mereka sangat serasi berdampingan hidup saling membersamai dan melengkapi, walaupun ada sedikit drama sebelum hari pernikahannya antara aku dan eky. tapi di hari H, kami; aku, umil, sandy, ais ikut bersuka cita merayakan pernikahannya dengan hadir langsung ke Mojokerto, dapat bonus jalan-jalan ke Malang dan Bromo. Aku dan Mega nyetir bergantian, walaupun sampai Bromo cuaca tidak mendukung, karna hujan deras. 

Selain Eky, ada juga Rika yang AKHIRNYAAAA dinikahi oleh Abang! pacarnya dari SMA, pacarannya sudah 8 tahun dan akhirnya mereka memutuskan untuk hidup dan bertumbuh bersama di Jakarta. Rika yang sekarang bukanlah pribadi yang sama seperti Rika waktu SMA atau Kuliah, Rika benar-benar tumbuh dan menjadi dewasa, dan banyak cerita di balik perubahan sikap dan sifatnya yang jauh lebih baik. Rika nikah di bulan Juni, 3 minggu setelah lebaran Idul Fitri. Seperti biasa, aku dan teman-teman yang lain hadir ke pernikahannya di Jakarta. Menyaksikan langsung pernikahan teman-teman dekatku membuatku berpikir, kalau waktu cepat sekali berlalu dan aku pun menyadari bahwa tahun ini aku sudah seperempat abad! 


Karirku tak banyak berkembang, secara financial pun terhitung masing cukup tidak lebih untuk kehidupan ku yang masih sendiri dan tinggal di rumah orang tua di Palembang. Jangan tanya nadya atau rassel, 2 sahabat hebatku sejak kuliah. Oh ya, nadya dapat beasiswa short course di USA di tahun 2020 dan Rassel diterima sebagai CPNS di BPK tahun ini dan sekarang dia harus terima resiko kalau dia penempatan di kota Manokwari, Papua Barat. 

Oh ya, karna aku cuma pramu bakti (istilah untuk pegawai tidak tetap di lingkungan pemerintahan selain tenaga honorer), jadi aku harus bersiap karena menurut Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018, pegawai pemerintah hanya ada 2; PNS dan PPPK. dan kami harus bersiap dengan segala kemungkinan terburuk yang akan dihadapi; lepas atau tidak diperpanjangnya masa kontrak kami. yang dalam artian, hitungan bulan kami akan kehilangan pekerjaan dan pendapatan. Berat. Pasti. Tapi tempat kerjaku pun terlalu kotor dan penuh intrik belakangan, terutama semenjak atasanku diganti per desember 2021 kemarin. Aku benar-benar kehilangan sosok role model sebagai wanita, kehilangan ibu, dan kehilangan pemimpin yang cerdas. Banyak sekali hal-hal yang membuatku, belakangan, menjadi sedih dan frustrasi. Aku ingin sekali melanjutkan pendidikanku ke S1, tapi apa daya, gajiku hanya cukup untuk menyicil mobil, membeli bensin, dan mendukung kehidupanku sehari-hari. menunda selama 4 tahun adalah salah satu keputusan yang kusesalkan sampai saat ini, tapi aku masih berharap aku masih punya semangat untuk mengejarnya. 


Ngomong-ngomong, banyak juga ceritaku kali ini. Walaupun dulu (jaman masih kuliah) aku bisa setiap malam menulis sampai jadi sebuah cerpen bahkan novel fan fiction yang aku sendiri tidak pernah mem-publishnya hehe. 


Mungkin, sekian dulu bestie; kalimat yang belakangan hits untuk menjadi kalimat sapaan selain guys hahaha nanti kalo aku galau dan gabut aku bakal sering-sering main ke kanal ini 

karena eh karena 
tidak ada yang tahu~ 
salam rindu dan akan selalu merindu tulisanku 
eno💖

Kamis, 24 November 2016

Malam Sempurna di Konser Tahunan "Voicestra"

Semalam..
Bisa kusebut menjadi malam yang sempurna?

Dari pukul sembilan pagi, aku dan rombongan paduan suara bersiap menuju Gedung Erasmus Huis yang berada di dalam Kedutaan Besar Belanda. Excited! Tentu saja, meski ini konser keduaku tapi ini akan jadi konser kami yang pertama yang kami adakan di Jakarta. Pukul sepuluh akhirnya kami pergi dengan bis pariwisata dari kampus IPB Baranang Siang Bogor. Konser ini bagiku adalah konser penuh perjuangan, banyak sekali yang kukorbankan. Sungguh. Tenaga, pikiran, mental, hingga materi. Pulang hingga larut malam pun aku rela demi kesuksesan malam ini. Empat bulan, kurang lebih kami menyiapkan konser yang kami beri nama "Voicestra" ini.

Pukul setengah dua belas kami tiba dan langsung meletakkan barang bawaan kami. Gedungnya antik, batinku. Tak terlalu besar tapi tampak begitu anggun dengan aksen kayu dan pencahayaan yang sempurna. Aku berharap malam itu benar-benar akan menakjubkan! Kami melakukan pemanasan, latihan hingga kepalaku ingin pecah karena harus bernyanyi dibawah lampu sorot yang mungkin beratus-ratus volt itu. Pukul setengah tiga, akhirnya ka Ary si perfectionist condactor merelakan kami untuk berhenti latihan dan segera solat dan makan. Siang itu sungguh berkecambuk perasaan gugup tapi aku berusaha tampil semaksimal mungkin.

Selesai makan, Ka Ary memperbolehkan kami untuk berhias dan bersiap dengan kostum yang menjadi favoritku. Gaun bodyfit warna navy dengan aksen bunga silver yang mengelilingi bagian dada dia atas tile. Cantik! Aku yang tak terlalu pandai berhias malam itu mencoba saja sebisaku. Ya, yang kubisa hanya memoleskan bb cream dan bedak, itu saja. Untung kakak-kakak di D'voice mau aku repotkan, mulai dari kak Novi si spesialist alis, bulu mata, dan eye liner, Ka Zavira dan Fanny di bagian eye shadow, dan sisanya seperti blush on dan lipstik bisa ku kerjakan sendiri. setelah semua kurasa sudah tertempel diwajahku, aku melihat sebuah kosmetik bertuliskan Bronze, yang kutahu itu biasa digunakan oleh beauty blogger or vlogger agar wajahnya tirus dan sebagainya. Itupun akhirnya ku jajal di wajah abu-abuku. Sempurna! tak banyak berubah hahaha..

Pukul setengah enam sore, kami di panggil ke atas panggung sebelum open gate untuk melakukan photo session. Bangga sekali malam itu, walau aku tahu konser saja belum kami mulai. setelah photo session, kami diajak masuk lagi dan aku mendapati pesan dari Ivi, jika mereka tidak bisa hadir malam itu karena hujan deras sedang menerpa Bogor dari siang. Aku ingin menangis, tak lama notifikasi Whatsappku berbunyi, rupanya masiyo sudah duduk bertengger di dalam gedung, lega tentunya. setelah itu aku langsung menghubungi Nadya dan Rassel, untungnya mereka sudah berada di kereta walaupun masih di Depok Baru, terserah yang penting ada yang datang. Batinku.

Pukul tujuh malam, kami berdoa dipimpin Ka Ary, semua saling berpegangan dan membuat lingkaran berdoa agar malam itu Tuhan beri kami semua kelancaran. Berdoa selesai, kami pun satu persatu naik panggung, penonton kali itu sangat ramai. Aku sempat mencari-cari sosok Masiyo, Nadya, dan Rassel. Tapi gagal, karna keadaan penonton saat itu sangat gelap.

Kami menyanyikan lima lagu klasik di sesi pertama dan kembali masuk ke backstage. Jeda lima menit untuk pemutaran video dokentasi kami selama latihan. Aku masih berharap agar Nadya dan Rassel datang sebelum konser selesai. Ketika kami sedang menyanyikan lagu Nusantara, aku melihat sesosok Nadya sedang berjalan menuju tempat duduk paling depan dan langsung berhadapan dengan posisiku berdiri. Tapi kali itu ada yang janggal, Nadya dengan seorang laki-laki bukan dengan Rassel. Pikiranku berputar sempat terpecah menebak sosok laki-laki yang tampak akrab berbicara dengan Nadya. Kak Hagi! Batinku, tapi..ketika sosok laki-laki itu berdiri. Ya! aku sudah bisa melihatnya, sekalipun di dalam kegelapan. Ekik!! Rasanya aku ingin berteriak. Namun aku kembali fokus pada ka Ary, lalu ketika aku kembali melihat tempat Nadya duduk disebelahnya sudah ada Rassel. Aku sempat mencari sosok laki-laki mirip Eki itu, tapi gagal. "Ahh, cuma halusinasi" Dan tak terasa akhirnya kami menyelesaikan Konser malam itu dengan iringan tepuk tangan yang riuh rendah!! Bangga sekali menjadi bagian dari Chorister di konser ini. Aku perlahan berjalan meninggalkan panggung dan mendapati Nadya dan Rassel yang duduk di kursi paling depan senyum sumringah sambil memberi isyarat "Eno! Kita punya surprise buat elu!" Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka.

Masuk ke backstage, aku mengucapkan terimakasih dan selamat pada Cita si ketua pelaksana konser yang hampir menjual sebelah ginjal dan bola matanya demi konser ini. Lalu, panitia memperbolehkan kami untuk bertemu dengan keluarga dan teman yang sudah menunggu di dalam gedung. aku segera berlari, ingin memastikan "surprise" yang dikatakan Nadya dan Rassel sebelumnya. aku mendapati mereka sedang duduk di kusi yang sama, tapi tiba-tiba Indah (temanku di D'Voice) memberiku sebuke kecil bunga mawar. setelah mengucapkan terimakasih dan peluk sapa ke teman yang lain akhirnya aku berhasil menemui Nadya dan Rassel yang dengan senyum lebar menyambutku. "Nok, liat siapa yang dateng?" Kata Nadya sambil menoleh ke arah kanan mereka. Ya! benar! Aku mendapati Eki sudah duduk manis sambil tersenyum melihatku. Senyuman yang biasanya terlihat menjijikan, tapi malam itu membuat kupu-kupu di perutku berterbangan. Detik itu pun aku langsung menundukkan kepalaku, menutupi ekspresi salah tingkahku yang mungkin terlihat seperti anak TK yang diberi lolipop kesukaannya. "Ngapain dateng kesini sihh?" Pertanyaan terbodoh yang pernah keluar dari mulutku, aku tak tahu harus bertanya apa lagi. Aku hanya bisa bahagia. lalu dengan sembarangan dia menjawab "Kamu cantik banget malem ini. Sumpah, aku ga pernah lihat kamu secantik ini." Lalu aku menjawab dengan entengnya "Iyalah jelas, kamu orang yang ke 2872 yang ngomong kayak gitu." Rassel langsung mencengkram tanganku dan berbisik jangan ngomong seperti itu. Entahlah, aku bingung bagaimana merespon pujian dari sahabatku sendiri, selain candaan tak ada yang lebih masuk akal. Tak lama berselang, masiyo datang menghampiriku. Dia memanggilku, dan memberikan selamat kepadaku. Saat itu juga dia mendapati Eki yang dia tahu berdomisili di Palembang sedang menonton Konserku di Jakarta. setelah sesi foto dengan masiyo selesai, masiyo langsung pamit pulang karena takut kereta semakin malam semakin ramai.

Nadya dan Rassel masih melihatiku dengan pandangan aneh, memastikan kebodohan atau mungkin salah tingkah seperti apa yang akan muncul. Untungnya aku bisa mengkontrol semua itu. Syukurlah. Kami berfoto dan Eki dengan setia jadi juru fotonya, aku masih salah tingkah tapi bahagia!! setelah puas berfoto dengan Limbah kmn (Nama gengku dengan Nadya dan Rassel) akhirnya kami keluar dan mencari spot foto yang lebih memungkinkan. Lagi-lagi aku menanyainya kali ini sambil memukul otot lengannya yang besar itu "Kok bisa sihh, kalian ga ngasih tau bangettt" lalu dia menjawab dengan entengnya "Kan aku udah bilang waktu itu, aku bakal kayak Peter Parker yang dateng tiba-tiba di konsernya Mary Jane" Astaga! Aku tak pantas rasanya menerima semua kebahagiaan malam itu! Begitu sempurna!!!

Malam menunjukkan pukul setengah sepuluh dan aku bersiap untuk kembali ke Bogor bersama yang lain, tapi Nadya, Rassel, dan Eki masih setia menungguku disana hingga gedung itu akan ditutup. Aku sibuk mengobrol dengan yang lain hingga lupa jika disana ada Eki, dia membisikkanku "No, aku jauh loh dateng dari Palembang." Seketika aku langsung sadar dan melihat dia untuk pertama kalinya sebagai seorang laki-laki bukan lagi teman ataupun sahabat. Tampan, untuk pertama kalinya aku menyadari bahwa dia tampan dan aku bahagia dia disampingku malam itu. Hingga bis kami tiba, dia masih setia menungguiku sampai akhirnya grabnya datang dan malam itu terasa panjang. Aku masih gagal menyembunyikan kebahagiaanku. Bisakah malam ini kusebut sebagai hari terbaik di sepanjang tahun 2016? Aku bukan anak Raja yang pantas dianggap spesial, tapi tak tahu mengapa aku merasa menjadi putri yang paling beruntung malam ini.

Sepanjang perjalanan aku hanya bisa tersenyum, menyadari aku memiliki sahabat yang sangat perhatian seperti Eki. Seumur hidup, mungkin ini kejutan yang kedua kalinya setelah ulang tahunku yang ke tujuh belas dua tahun yang lalu..

Intinya, terimakasih untuk Allah, untuk semua komponen dari yang terkecil hingga yang terbesar yang membantu kesuksesan konser ini. Terimakasih untuk masiyo yang sudah datang dari Bandung ke Jakarta, makasih untuk Nadya dan Rassel yang rela menghajar hujan dan badai demi nonton konser aku. Dan, spesial thank you untuk Peter Parker yang sampai kapan pun bakal jadi sahabat yang paling romantis di dunia! Even someday u have a girl, don't ever forget to give me some surprises like last night!

Aku harap kebahagiaan malam itu jadi malam yang indah pula bagimu...















Senin, 04 Juli 2016

Andai

Aku seperti berjalan di tengah padang savana, aku seperti kehilangan arah tujuan..

Entah, seberapa jauh kaki ini melangkah, meninggalkan jejak luka yang tiada tara...

Kala malam menjelang aku dihantui rasa takut, takut akan kehilangan hal yang bukan jadi milikku. Takut jikalau mentari tak lagi bersinar seperti biasanya. Takut jika hujan tak lagi datang..

Aku tersesat, di atas sandiwaraku sendiri lalu bingung harus melangkah kemana..
Sudah banyak luka perih yang kutahan sendiri bersama angin malam yang sunyi
Aku terisak, batinku menjerit, egoku berontak bergejolak melawan diri..

Aku ini apa? Sering sekali mengasihani diri, hingga aku sadar..

Aku sedang berada di luar batas, ego dan hatiku merampas semua logika. Logika yang harusnya menuntunku untuk lebih bahagia..

Aku juga ingin bahagia seperti gadis lain, yang punya beribu cerita indah..

Aku juga ingin jadi mawar itu, yang kau sirami hingga mati..

Aku juga ingin jadi mentari itu, yang kau tunggu hingga senja datang..

Aku juga ingin jadi bayang, yang selalu hinggap dipikiranmu..

Terlalu banyak penyesalan, bahkan aku sudah tahu dengan jelas dari awal..
Bahwa perasaan ini hanya akan seperti tersesat di padang savana..tak tahu harus kubawa kemana dan sampai kapan..
Aku tak mau menghancurkannya, tapi aku juga tak rela jika mentari itu benar-benar milikmu.

Andai kau tahu, masih ada rembulan yang juga setia di malammu..
Kala kau butuh sinar tapi tak kau temukan mentari..

Minggu, 01 Mei 2016

Cinta Diam-Diam

Berawal dari perasaan kagum
Kemudian menjadi suka
Lama-lama menjadi Cinta
Menunggu sekian lama
Himgga perasaan cinta ini luntur
Terkalahkan oleh rasa sakit
Menjadi seperti dulu
Yang hanya sekedar “mengagumi”
Hingga ujungnya berakhir dengan kekecewaan
Dan, perasaan yang luka
Tak ada yang bisa disalahnkan dari ini semua
Tak ada yang bisa membalikkan hati manusia
Kecuali satu yang di Atas Sana
Mungkin hanya harapan dan kenangan manis yang tersisa
Dan bongkahan rasa rindu yang hampa
Rasa sakit yang luar biasa
Dan, rasa cinta yang seakan menggila

Ya, mungkin hanya itu yang tersisa

“Keinginanku untuk membuat tulisan dengan segenap perasaan terkabulkan. Tulisan dengan segenap perasaan kecewa yang membuncah. Kesalahanku adalah mencintainya. Dan, kenyataannya semakin salah karena aku menyimpannya dalam diam.”
-Sofi Nito Amalia, Jatuh Cinta Diam-Diam 2-

Aku masih menyesali segala bentuk perasaan kekanakan yang semakin abstrak dan tak berbentuk ini. Aku bingung harus menyalahkan siapa? Diriku? Dia? Atau keadaan? Bukan, sepertinya caranyalah yang salah. Aku terlalu menikmati cinta ini dalam diam, hingga kadang aku harus menangis dan tertawa sendiri. Terlalu banyak cacian jika aku berbagi kisah membosankan ini pada orang lain. biarkanlah, sang asa yang mendengar. Aku tak berharap ada yang menanggapinya bagai lonceng yang berdenting terkena hempasan angin sore diantara aurora senja. Aku cantik, pikir aurora. Sedang ia bisa merasa begitu, mengapa aku tidak? Aku ini apa? Jika hanya diam diam dan diam, membiarkan waktu menelan kebahagianku tentang cinta pertamaku yang tak berkesudahan. Bahkan malaikat sudah mulai bosan menghitung deretan doa yang serta dalam sujudku untuknya. Ah, bodoh. Bodohnya aku hanya menyukai dia seorang, mengapa tak berusaha menyukai orang lain yang jelas dan tak hanya sekedar khayalan belaka?

Pernah, aku pernah berusaha mencintai seseorang. Tapi, ah..aku terlalu takut dengan perasaanku sendiri, takut akan sakit lagi, gagal lagi, dan ujung-ujungnya menyimpannya dalam diam. Aku ingin berteriak saja kalau begitu, biar suaraku terdengar hingga kelangit tujuh menembus lapisan atmosfer dan bergema diseantero jagad. Membiarkan diriku mengungkapkannya dengan tulus dan jujur. Apa susahnya mendengarkan dan menjawabnya? Kau tak suka denganku? Lalu yang kau sukai seperti apa? Aku yang setiap hari selalu ingin berubah dan berkembang demi satu orang yang bahkan menoleh pun tak pernah. Aku tak peduli, kalau bisa dia berubah pikiran dan tak lagi memandangku rendah maka semua rasaku bisa terbalaskan.

Tapi, yasudahlah aku lebih menikmati keadaan ini. Mengagumi, lalu menyukai dan lama kelamaan mencintai dengan tulus, lebih tulus dari apa pun. Karena aku tak punya fisik dan materi yang bisa kutawarkan, hanya ketulusan yang sampai kapan pun sulit kau temukan bahkan kau beli dimana pun. Ah, rupanya begini suka duka mencintai walau dalam diam.

Creating for someone who never stop drop in my mind. Make my soul like full of confuse, I’m fool, I,m jerk and i dont know how to confront myself. I like you, but the fact it’s not easy being like each other. Haha, let the time expunge our bad memories I just wanna walk alone with my imagination till someday we’ll find a happy ending..

Sabtu, 16 April 2016

.........is writing the tittle

Sepi, sunyi, hanya ada lelah rintih..
Aku membiarkan diriku sejenak larut
Larut diantara deburan ombak yang kucipta sendiri
Ah, begini rupanya sepi...

Lalu waktu yang berjalan..
Bagai rantai emas yang perlahan lepas dari tubuhku
Semakin cepat waktu berjalan
Semakin tanpa arah pula tubuh ini..

Ya, waktu terus berjalan..
Maksudku, apa yang berbeda?
Hanya sepi. sepi, dan sunyi..
Lalu aku ingin lari saja..

Bahkan jika aku berlari
Yang terasa hanya letih
Aku tak punya arah
Bahkan hanya angin yang tertawa terbahak..

Aku disini..
Bisakah kau melihatku?
Aku bahkan tanpa kau pinta
Selalu setia bagai senja menanti fajar

Namun, jika aku senja
Lalu tak akan ada fajar yang menanti
Biarkanlah gelap, gelap hingga hati ini sadar
Tak ada yang bisa dicintai selain diri ini sendiri



Aku masih belum bisa tertidur, jam menunjukkan pukul 00.26 ahh, sepertinya aku salah tadi. Mengapa tergoda dengan kopiko 78 degrees yang kuminum sebelum latihan paduan suara tadi. Alhasil aku tak bisa tidur, padahal besok aku ada pertemuan jam tujuh pagi. Terserahlah, aku tak bisa memaksakan organ tubuhku untuk beristirahat ketika aku sendiri yang menyuruhnya untuk terus bekerja.

Belakangan ini, menjelang pementasan konser paduan suaraku aku jadi sering pulang malam haha. Kalau orangtuaku tau seperti ini mungkin sudah lama aku resign dari D'Voice. Oh, ya kebiasaanku kalau naik motor malam pasti selalu dengar lagu dari hanphoneku. Karena cara itu paling efektif untuk mengusir takut dan kantukku. Hehehe...

Oh ya, kalo tak bisa tidur seperti ini biasanya aku harus mendengarkan lagu melow. Tapi berhubung hp-ku lagi di charge lebih baik menulis saja. Menulis, teman paling menyenangkan kala sepiku menyerang haha *berlebihan* Menurutku dengan menulis di blog tak berpengunjung ini adalah hal yang paling menarik! kau bisa berbagi cerita yang tak bisa kau pendam tapi tak akan ada yang tahu. Maksudku, cukup mbah google yang tahu kerjaanku yang kurang kerjaan ini.

Dear mbah google, kenapa ya aku seperti tak bisa menahan sepiku? maksudku, aku sudah terbiasa dengan kata-kata 'sendiri' tapi mengapa belakangan ini sangat terasa? ketika kenyataan bahwa aku jauh dari keluarga dan sahabat-sahabatku. Sedih sekali, aku sulit mendapatkan teman disini. Tapi aku bersyukur masih ada mbah google yang mau mendengar celotehanku di jam segini.

Mbah google, sungguh banyak rindu di hatiku. Entah alasannya apa? tapi aku sungguh merindukan semua keadaan seperti dulu seperti aku tak pernah merasa sepi dan sendiri. Buktinya aku bisa saja selama delapan belas tahun apa-apa sendiri. Iya, iyaa aku jomblo! Jadi mau diapakan? Haha..Lalu aku masih tak habis pikir saja tentang teka-teki dan misteri dibalik cerita cinta yang "romantis" orang-orang.

Bagaimana aku harus memulainya? Bahkan adikku sendiri berkata "Sekarang jadi cewek harus gesit juga mbak" maksud kata-kata 'gesit' dalam kalimatnya pun aku masih bingung. Apa aku sepolos ini tentang cinta-mencinta? Yahh, jelas..urusan pacaran adikku lebih berpengalaman dibandingkanku. Lalu dia sering memberiku masukkan yang kadang aku sendiri tak terpikir. Astaga Retno! Haha

Baiklah, jika suatu hari nanti aku akan 'gesit' maka siapa yang akan kujadikan sasaran? Bahkan memikirkan cinta pertamaku yang paling menyakitkan saja aku sudah malas. Cukup sudah tujuh tahun aku dibawah bayangannya. Lalu ada, seseorang yang sempat dekat denganku bahkan usianya satu tahun dibawahku. Kupikir dia orang yang dapat kujadikan sasaran, tapi aku sedikit sesak ketika dia menganggapku 'investasi masa depan' memangnya aku asuransi?!

Yasudahlah, aku sudah mulai ngantuk. Sebelum ceritaku semakin ngelantur sebaiknya aku pamit undur diri dulu. Buat mbah google, makasih ya sudah mendengarkan keluh kesah tak jelasku pagi ini. Semoga besok aku tak bangun kesiangan..Sampai jumpa!! my diary!

Jumat, 08 April 2016

Suka Duka jadi 'Makcomblang'

Duhhh, kenapa bahasan blog gue ga ada yang pernah jelas sihh? Wkwkwkwk btw, postingan ini disponsori oleh cerita dibawah ini! cekidot!


Hai para silent reader blog gue! Yang bentuk wujudnya aja gue ga pernah tau. Sebelumnya blog ini gue rancang sebagai diary gue di masa sekarang. So, kalo bahasanya ada yang bersifat pribadi atau terlalu kedaerahan maafin aja ya. Kan gue bukan pujangga yang mengerti cara mengindahkan kata. gue Cuma remahan rengginang berusia 19 tahun yang hobi banget makcomblangin temen-temennya yang dia sendiri kadang lupa buat nyari cintanya. Ha? Apa cinta? Bullshit! Wkwkwk But, D-77 gue harus pulang kampung *tiba-tiba omongan gue ga nyambung*

Ngomong-ngomong soal comblang-makcomblangan, keahlian gue dibidang ini entah turun dari siapa? Yang jelas bokap gua ngga, karena dia sama cintanya sendiri aja udah sukses parah jadi buat apa dia nyomblang-nyomblangin orang? Wkwkwwk *peace pa* lalu, dari kapan ya? Kalo ga salah smp! Gue jadi suka banget jodoh-jodohin orang. Mulai dari sekedar bilang “Ciee” ampe dimintain nomor hp nya.

Nyokap gue pernah ampe marah ama gue beberpa kali karena hobi gue yang ga wajar ini “Kamu itu, ngurusin orang aja! Nanti kamu sendiri susah loh” Ya Allah gue langsung ngucap tobat Ya Allah hamba tobaattt...But, hobi gue ini makin taun makin jadi, gue semakin hobi ngenalin si A ke si B, ke si C ntar kalo udah saling kenal mereka deket-deket trus jadian..trus gue? Gue bahagia, sesimple itu kebahagian hidup gue Ya Allahu Rabb..

Oh, ya contoh kasus makcomblang memakcomblang gue yang paling sukses itu waktu temen smp gue minta kenalin ke temen sd gue. Waktu ada acara ulang tahun temen, malemnya sebut saja Paris langsung nyamperin gue. “Gila! Udah lama ya ga main. Tiba-tiba minta jodohin aja!” batin gue saat itu. But, gue ga bisa nolak karena posisinya dia sahabat gue dan si ceweknya temen sd gue. Okelah, akhirnya gue kenalin masing-masing via chat. Waktu berjalan..dan mereka pun jadian. Trus gue? Yah, setidaknya mereka udah bilang “Makasih ya no” udahh cukup kok.

Itu kasus terkahir perjodohan yang gue jalanin dan sempet ketauan sama nyokap dan nyokap jadi suka sensi kalo ada temen cowok yang main kerumah. Pasti pikirannya “Minta jodohin lagi?” Hahaha buukkk..bukkk..jadi kangen! Semenjak itu juga nyokap jadi agak ngeprotect gue sama wajah-wajah yang sekiranya Cuma manfaatin gue sesaat hahaha..But, gue tau kok mana orang yang pantes gue bantu mana yang nggak. So, langsung aja gue mau nyeritain suka duka jadi makcomblang!

Suka :
1.       Jadi makcomblang itu sebuah kepuasan batin dan kebahagian sendiri buat gue, trus buat alesannya gue gak tau kenapa. Emang bahagia butuh alasan?

2.       Lu jadi orang yang berjasa dalam hubungan orang (not means lu minta di puji) but, kalo sampe mereka ampe jadi beneran itu sebuah penghargaan sendiri bagi hidup gue.

3.       Simple, gue suka aja nolong. Apalagi soal jodoh-menjodoh

4.       Membuka channel, niat awalnya gitu. Jadi ketika kita butuh bantuan, temen kita ga segan juga buat nyomblangin kita sama temennya. But, itu belom terealisasi sampe sekarang.

5.       Menjadi tempat curhat, ga tau kenapa jugaa gue jadi seneng kalo bisa dipercaya buat jadi tempat curhat. Karena menurut gue, apa pun masalah yang dihadepin sama temen lu ketika mereka mau cerita sama lu berarti lu udah bisa dipercaya.

6.       Lu banyak temen curhat, ketika mereka dengan percayanya cerita sama lu otomatis lu juga bakal dengan terbuka cerita sama mereka. Konsultasi soal cinta yang lu-nya sendiri ga ngerti apa-apa. Yaa, kurang lebih jadi ikut belajar. Ashique!

Next...
Duka :
1.       Waktu lu keganggu sama urusan yang sebenernya bukan urusan lu

2.       Lu jadi wadah amarah mereka (orang yang lu jodohin) example, “Kenapa sihh dia sekarang kayak gitu ama gue?” “Dia punya cewek baru yaa?” dan gue cukup muak dengan semua pertanyaan yang sebenernya gue sendiri ga tau apa-apa! Orang yang pacaran kalian

3.       Cap makcomblang yang dipandang kurang kerjaan

4.       Katanya kalo kita sering makcomblangin kita sendiri yang bakal susah dapet jodoh. Katanya lohh inii katanya...katanya mak gue maksudnya

5.       Siap-siap ditinggalin. Istilahnya habis manis sepah dibuang, abis jadian pada bubar jalan. Ninggalin seonggok makcomblang yang tanpa pamrih membantu kalian. *curhaaattt*

6.       Dideketin ketika dibutuhin doang

7.       Suka baper kalo mereka jalan, terus gue ga pernah diajak. HAHA *ya kali?*

Nahhh, mungkin itulah suka duka gue jadi makcomblang selama ini. Sebenernya ga banyak sihh yang gue jodohin but, ga tau kenapa ada aja yang minta kenalin lewat gue. Emang gue apaan? LSM? Apa biro jodoh? Yaudahhh dehh, yang penting selagi ga ganggu hidup gue gue bantuin dahhh asal sadar diri aja. Jangan main cabut trus bubar jalan. HAHA *curhat lagi*

Mungkin gini aja sihh, diary gue hari ini yang sebenernya termotivasi karena sepasang sejoli yang sedang dimabuk asmara eeaaa. Pasangan yang paling menggemashkan! Buat kalian, semoga kalian bahagia ya! Gue sebagai makcomblang kalian ikut bahagia loh kalo kalian bener jadi. But, apa daya gue yang Cuma remahan rengginang karena yang nentuin segalanya kan Allah. Gue Cuma mempermudah jalan kalian aja. Buat kalian bahagia terus ya! Gue sayang kalian! *Pj jangan lupa* hehehehehehehehehehehehehehehehehehe...........

SEKIAN CURAHAN HATI MAKCOMBLANG JOMBLO BAHAGIA YANG GEMAR MAKAN MAICHI LEVEL 5 SAMBIL NGETIK BAHASA YANG ACAKADUT TAPI BERMAKNA SYAHDU. SEMOGA KALIAN GA PERNAH KEBACA POSTINGAN GUE YA! TAKUTNYA KALIAN SIAL AJA GITU. OKE? SAMPAI JUMPA! BYE!!!