Sabtu, 31 Oktober 2015

Lost In Jakardah

Malaaaaam, ya saat ini saya sedang menulis blog tepat pukul 23.17 WIB. Waktunya manusia normal untuk beristirahat dan tidur. Tapi tidak bagi saya, belakangan ini saya terkena insomnia berat dan bingung mau melakukan apa di sela waktu insomnia saya. Beberapa saat yang lalu saya mencoba menulis fan fiction yang bisa anda kunjungi di http:/fanfiction/~retnomarc
Namun saya mulai bertemu titik jenuh, akhirnya saya merubah pola pikir saya untuk belajar sampai tengah malam, tetapi lagi-lagi hasilnya nihil. Mungkin jika di presentasikan hanya 2% yang nyangkut di kepala saya wkwkwk..

Akhirnya saya mencoba untuk membuka lagi lembaran lama (ashique) yaitu blog saya tercinta yang sudah beberapa kali saya lupakan passwordnya. Sejujurnya blog ini saya buat waktu kelas satu SMA, jadi setiap minggu di jam pelajaran TIK (komputer) saya harus menyetor minimal lima puluh postingan blog. Yaa, mau tak mau isi blog saya copy-paste dari web atau blog orang lain. Memalukan..

Udah yaa basa basinya, saya juga sudah mulai muak sama pembukaan yang terlalu bertele-tele ini hehehe...Langsung saja saya mau menceritakan pengalaman tak terlupakan saya beberapa minggu yang lalu. Begini ceritanya..

Rima, teman sebangku saya selama dua tahun di SMA mampir ke Jakarta, alasannya "mumpung ada tiket murah mbak". Dan yang saya tahu memang keluarganya suka berjalan-jalan tak tentu tujuan dan arah hahaha..Akhirnya pada hari minggu saya memutuskan untuk nekad ke Jakarta sendiri dari tempatku tinggal, yaitu Bogor tercinta..Tapi, ditengah jalan saya tak sendirian..Ada dua bodyguard yang menghampiri di stasiun pondok Cina. Aristha dan Shultan. Cerita bodohnya, saya berhenti di stasiun Depok padahal jelas-jelas mereka menyuruh saya stop di pondok cina. akhirnya saya naik kereta lagi, dan  cepat-cepat kasih tahu mereka kalau mereka harus segera naik kereta yang saya naiki "Naik sekarang!" tapi mereka tak membalas, pintu kereta hanya terbuka sekitar tiga detik. pada saat itulah saya panik "Kalian dimana? keretanya udah jalan lagi. Demi Allah aku takut" tak lama berselang mereka membalas "Look right" dan ya dua laki-laki itu berjalan mendekati saya dengan wajah sumringah seolah menampar keras wajah panik saya "Ya! aku bertemu mereka" pada saat itu juga saya tak ragu melontarkan bahasa palembang yang sudah lekat sekali di bibir kami. Ya, kami itu uong Pelembang asli yang merantau di tanah jawa hehehe...

Ini sekilas wajah lega setelah ketemu mereka berdua, yang kemeja hitam Shultan anak adm UI dan yang kemeja jeans Aristha, anak psikologi UG alias gundar^^

Rasanya kayak mimpi, dulu SMA cuma bisa ngayal ngerantau jauh dari Palembang tapi sekarang we look so precious muehehehe...

Sesampainya di stasiun kemayoran Jakarta pusat kita langsung cussss jalan ke hotel iBis tempat Rima nginep bareng keluarganya. saya dan dua orang ini jalan menusuri jalanan ibu kota di bawah teriknya matahari hahaha, untung saja hotelnya dekat.

sesampainya disana, Rima menyambut saya, shultan, dan aristha dengan video snapchatnya tepat saat membuka pintu. senang juga bisa reuni mendadak seperti ini. Hahaha...Rima tanpa ragu bilang "Payoo, ngirup cuko dulu" atau artinya "Ayo, nyeruput cuko dulu". tanpa basa-basi kami langsung membongkar pempek yang sudah disiapkan Rima di dalam pemanas air hahaha..
dan, inilah ekspresinya. setelah berbulan-bulan tak makan pempek asli dari Palembang

Saya kenalkan dulu, yang pakai baju garis-garis dan hanya tampak lengan bengkaknya saja itu Rima si tuan hotel. Dari belakang tampak seperti pembantu tapi percayalah ketika dia menatap kamera, tak seorang pun bisa menandingi kecantikannya (mulai lebayy).

setelah santai dan makan beberapa pempek, kita memutuskan untuk ke Mall Of Indonesia atau anak-anak jaman sekarang bilangnya MOI "tapi mau naik apa?" tanya saya. semua pada terdiam "Hahahahaha, naik bajaj aja" Akhirnya Rima ngecek map di handphonennya, "Lumayan jauh, yaudah naik taksi aja" akhirnya kita berempat langsung naik taksi di depan hotel. Di dalam mobil kita asik "bekelakar" atau bercandaan orang Palembang, tanpa sadar kita udah sampe ke tempat tujuan. Saya melihat plang nama mallnya "Kelapa Gading" dalam hati saya bertanya-tanya kenapa berhenti disini? tapi saya malu mau bertanya hingga si Aristha buka suara "Pak, kok kelapa gading?" si suoir malah bilang "Deket kok kalo mau ke MOI, tinggal jalan kaki aja" ohh, yaudah dengan pedenya kita jalan dan ngulik seisi mall "Kalo kaya gini mah, di Palembang lebih banyak" sahut rima.

akhirnya saya coba nanya sama satpam, dan ya! satpam itu bilang "Wahh, kalo mau ke MOI masih agak jauh, harus naik mobil lagi mbak" sontak kita langsung pasang muka kesal sekaligus malu serasa kampungan banget. Akhirnya kita lanjutin perjalanan naik taksi lagi ke MOI, dan untungnya lima menit dari sana kita sampai.

dari luar MOI, lagi-lagi kita terjebak kekampungan luar binasa. Mata kita dipaksa melotot waktu lihat apartemen yang menjulang sambil main-main kita ngeluarin bahasa palembangnya kita sambil tetep ngeliat ke atas "Mattiiii, alangke beduetnyo wong..ceto kayo nian edop disini" hahaaha.. yang ini tidak mau saya artikan yaa..

setelah masuk kedalam, kami terpesona dengan desain interior mall yang unik, lucu, tetapi tetap elegan. Sepanjang jalan mulut kami tak henti berbicara, hingga si Rima mengeluh "Sumpah aku haus, ayo cari tempat makan" lagi-lagi kami terjebak kebodohan plus kekampungan. Kami kebingungan bahkan hampir nyasar di dalam mall. tapi, kali ini mata kami benar-benar tertuju pada satu restoran Jepang, ya padahal kalau boleh jujur saya tidak suka sushi. Tapi, untuk saat itu saya mengalah saya pikir kali saja ada nasi di dalam mangkuk seperti makanan korea.

ketika masuk ke dalam, kami langsung duduk di meja paling ujung di depan sebuah jendela besar dibawah pohon sakura ungu palsu. sungguh romantis suasananya, sayang sekali saya pergi bersama mereka hahaha..(curahan hati seorang jomblo)

siang itu benar-benar cepat berlalu, kami dengan puasnya berbagi cerita. Entah si Shultan yang harus membawa buku akutansi berbasis bahasa Inggrisnya karena besoknya dia sudah uts, si Aristha bawa laptop dengan alasan "Buat ngupgrade aplikasi, lagian di kosan ga aman" dan Rima yang sibuk mengutak-atik gopro barunya. hehehe..Terus, saya?? Saya sibuk memandangi kesibukan mereka masing-masing. yaudah langsung aja nihhh.. saya bagikan foto yang kami ambil dengan kamera gopronya Rima.










Nahh, udah lihat kan yang mana yang namanya Rima dan saya percaya dia itu cantik. mungkin ini aja cerita saya yang bahasanya masih ngelantur kemana-mana. semoga mengisnpirasi semuanya. Dan, saran aja sihh kalau di ibukota jangan pernah tunjukkin kedaerahan kita. karena mungkin dengan mudah orang bisa menjadikan kita sasaran kejahatan. Terakhir, jangan lupa bermimpi. Saya yang seakarng, sungguh berbeda denagn saya satu dua tahun yang lalu karena mimpi.

Salam perantau tanah Sumatera, sungguh saya merindukan tanah kelahiran saya Palembang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar